Minggu, Agustus 30, 2009

Pada tahun 1953, Stanley Miller melakukan percobaan untuk menguji kebenaran teori gurunya Harold Urey. Ia merancang alat percobaan yang diberi nama pesawat uratmosphare. Miller memasukkan uap air, metana, amonia gas hidrogen dan karbon dioksida ke dalam tabung percobaan. Tapung tersebut di panasi. Untuk mengganti energi listrik halilintar ke dalam alat tersebut di lewatkan lecutan listrik bertegangan listrik sekitar 75.000 volt. Semua itu dimaksudkan untuk meniru kondisi permukaan bumi pada waktu terjadi pembentukan zat organik secara spontan.

Karena energi listrik, terjadilah reaksi-reaksi di dalam tabung membentuk zat-zat baru. Zat-zat yang terbentuk didinginkan dan ditampung. Setelah percobaan berlangsung seminggu, hasil reaksi itu dianalisis. Ternyata didalamnya terbentuk zat organik sederhana misalnya asam amino, gula sederhana seperti ribosa, dan adenin. Dengan demikian Miller dapat membuktikan bahwa zat organik dapat terbentuk secara dari anorganik secara spontan.

Setelah itu para ahli berlomba melakukan percobaan serupa. Jika ke dalam gas itu dimasukkan fosfat maka akan terbentuk ATP (adenosin trifosfat), suatu senyawa berenergi tinggi. Ada pula peneliti yang berhasil menyusun polipeptida yang tersususn atas 6 urutan basa. Peneliti lain menghasilkan senyawa-senyawa nukleotida. Peneliti Melvin Calvin dari universitas California menunjukkan bahwa radiasi sinar dapat mengubah metana, amonia, hidrogen dan air menjadi molekul-molekul gula, asam amino, puri dan piramidin. Purin dan piramidin merupakan zat dasar pembentuk DNA, RNA, ATP, dan ADP.


(Struktur Heliks DNA)

Ditemukannya molekul hidup DNA dan RNA memunculkan teori yang menyatakan bahwa zat tersebut merupakan pemicu munculnya kehidupan. DNA atau RNA-kah yang terbentuk pertama kali? Para pakar berpendapat bahwa RNA merupakan molekul hidup yang diduga muncul pertama kali di permukaan bumi, karena RNA lebih sederhana di bandingkan dengan DNA. Selain itu RNA memiliki sifat mudah terbentuk dan mudah terurai serta dapat berfungsi sebagai enzim.


Setelah terbentuk RNA kemudian terbentuk DNA, yang merupakan molekul yang lebih mantap. DNA terbentuk oleh peristiwa transkipsi balik yaitu RNA membentuk DNA yang komplemen. Karena DNA lebih mantap dibandingkan dengan RNA, maka jumlah DNA semakin meningkat. Kini justru DNA yang dapat membentuk RNA komplemennya. RNA dapat membentuk protein sehingga urutan asam amino pada protein yang terbentuk sesuai dengan “perintah” DNA.

Sejak saat itu di dalam sup prabiotik berlangsung “aliran perintah kehidupan” (dogma sentral biologi) yakni dari DNA , RNA , protein. Maka protein di dalam sup prabiotik semakin melimpah.


(Sup Prabiotik-Rekayasa Kontruksi-)

Asal usul kehidupan secara singkat dapat dikatakan bahwa di dalam sup prabiotik terkandung zat-zat organik, DNA, dan RNA. RNA dapat melakukan sintesis protein atas perintah DNA. Dengan demikian di dalam sup prabiotik terdapat protein. Setelah itu terbentuklah sel pertama. Sel tersebut hidup secara heterotrof, yang mendapatkan makanan dari lingkngannya berupa zat-zat organik yang melimpah. Sel tersebut mampu membelah diri sehingga jumlahnya semakin banyak. Sejak saat itu berlangsunglah evolusi biologi.

(Evolusi Manusia)



Fasilitas copy, ctrl + a, ctrl + c, dan klik kanan telah dimatikan (disable), 
apabila hendak menyalin dan mendapatkan postingan ini 
silahkan mendownload


Fullerena


0 Reactions:

Posting Komentar

Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Yuk Taaruf









Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Fisika ITS, sedang menggeluti Fiber Optik dan dunia pengembangan diri. Berusaha mengabdi dan memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

Blog ini adalah website pribadi Nur Abdillah Siddiq. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts

Yuk Baca !

Yuk Baca !