Rabu, Juni 29, 2011



A. Pengertian
  1. Batu Ginjal adalah batu ginjal yang terbentuk dalam urine yang bersifat asam terdiri dari kalsium oksalat, kristal asam urat, sistin. Sekitar 2/3 dari semua jenis batu ginjal adalah jenis kalsium oksalat, sedangkan batu yang sering terbentuk dalam urine yang basa terdiri dari kalsium fosfat atau magnesium amonium fosfat (batu triple fosfat atau strufit). Kalsium fosfat atau oksalat sering ditemukan pada batu triple fosfat. Batu triple fosfat sering dihubungkan dengan infeksi saluran kemih, terutama disebabkan oleh organisme yang dapat memecah urea.( Slavia, A. Price, Lorraine M, willson. Hal : 897 )
  2. batu ginjal (kalkulus) adalah bentuk deposit mineral, paling umum oksalat Ca 2+ dan fosfat Ca 2+ namun asam urat dan kristal lain juga berbentuk batu. Meskipun kalkulus ginjal dapat terbentuk di mana saja dari saluran perkemihan, batu ini palin umum ditemukan di pelvis dan kaliq ginjal, batu ginjal dapat tetap asimtomatik sampai luar kedalam ureter dan aliran urine terhambat, bila potensial kerusakan ginjal adalah akut.( marlynn E. Doengoes, Hal : 686 )
  3. urolitiasis mengacu pada adanya batu ( kalkuli) ditraktus urinarius, batu terbentuk ditraktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium fosdat dan asam urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk ketika terdapat difisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal mencegah kristalisasi dalam urine, kondisi lain yang mempengaruhi laju pembentukan batu PH urine dan status cairan pasien (batu cenderung terjadi pada pasien dehidrasi).(Brunner & Suddarth, 2002. hal: 1460)
B.Etiologi
  1. teori inti (nukleus) : kristal dan benda asing merupakan tempat tempat pengendapan, kristal pada urine yang sudah mengalami supersaturasi.
  2. teori matrix : matrix organik yang berasal dari serum atau protein urine memberikan kemungkinan pengendapan kristal.
  3. teori inhibitor kristalisasi : beberapa subtansi dalam urine menghambat terjadinya kristalisasi, konsentrasi yang rendah atau absenia substansi ini memungkinkan terjadinya terjadinya kristalisasi.
Pembentukan batu membutuhkan supersaturasi dimana supersaturasi itu tergantung pada PH urine, kekuatan ion, konsentrasi cairan dan pembentukan kompleks.
Batu kalsium dapat disebabkan oleh :
  • Hiperkalsiuria absorptif : gangguan metabolisme yang menyebabkan absorpsi pada usus yang berlebihan juga pengaruh vitamin D dan Hiperparatirod.
  • Hiperkalsiuria Renalis : kebocoran pada ginjal (Mansjoer. A, 2001 : 334)

C. Patofisiologi
Kandung kemih berkontraksi lebih kuat dari biasanya hingga sampai suatu saat akan melemah, otot kandung kemih semula menebal sehingga terjadi trabekulasi pada fase konpensasi, kemudian timbul sakulasi (penonjolan mukosa didalam otot) dan divertikel (menonjol keluar) pada fase dekompensasi akan timbul residu urine yang memudahkan terjadinya infeksi. Tekanan didalam kandung kemih yang tinggi akan menyebabkan refluks sehingga urine masuk lagi ke ureter bahkan sampai ke ginjal. Infeksi dan refluks dapat menyebabkan pieolonefritis akut atau kronik yang kemudian menyebabkan gagal ginjal.
(Mansjoer. A, 2001 : 334)
Urolitiasis mengecu pada adanya batu (kalkuli) ditraktus urinarius, batu terbentuk ditraktu urienarius ketika konsentrasi subtansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium fosgat, dan asam urat meningkat batu dapat terbentuk ketika terdapat defesiensi substansi tertentu.
(Brunner & Suddarth, 2002. hal: 1460)

D. Manifestasi Klinis
Pasien dengan batu akan merasa pegal dan koliks pada daerah sudut kostofertebralis = (VA). Pada pemeriksaan didapatkan nyeri tekan dan nyeri ketok, bila terjadi hidronefrosis akan teraba adanya masa, dapat terjadi infeksi dan bila terjadi seksis akan timbul demam, menggigil dan apatis. Gejala traktus digestivus seperti nausea, vomitus dan distensi abdomen dapat terjadi karena ileus paralitik, hematuria, dapat terjadi secara mikro (90%) makro (10%).
(Mansjoer. A, 2001 : 334)

E. Komplikasi Potensial
Infeksi dan obstruksi karena batu ginjal meningkatkan resiko infeksi sepsis dan obstruksi traktus urienarius pada gagal ginjal berikutnya.
(Brunner & Suddarth, 2002. hal: 1467)

F. Penatalaksanaan
  • Tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan batu, menentukan jenis batu, mencegah kerusakan nefron, mengendalikan infeksi dan mengurangi obstruksi yang terjadi.
  • Jenis penatalaksanaan medik :
- Operasi terbuka
- Operasi Endoskopik (PNCL, URS, LITHOTRIPSY, LITHOTRIPSI MEKANIK DLL).
- Ekstra Corporeal shockwave Lithotripsy
  • Terapi konserfatif dengan diuretik hanya dilakukan pada batu ureter yang berukuran : < 5 mm dengan Hidronefrosis ringan nyeri koliknya sudah diatasi.(Mansjoer. A, 2001 : 337)
  • Pengurangan nyeri
Tujuan : untuk mengurangi nyeri sampai penyebabnya dapat dihilangkan, morfin atau meperiden diberikan untuk mencegah syok dan synkop akibat nyeri yang luar biasa, mandi air panas atau air hangat diarea panggul sangat bermanfaat. Cairan diberikan kecuali pasine mengalami muntah atau menderita gagal jantung kongestif atau kondisi lain yang memerlukan pembatasan cairan, ini meningkatkan tekanan Hidrostaltik pada ruang dibelakang batu sehingga mendorong pasase batu tersebut kebawah, masukan cairan sepanjang hari mengurangi konsentrasi kristaloid urine, mengencerkan urine dan menjamin haluran urine yang besar.
  • Pengangkatan batu
Pemeriksaan sistoskopik dan pasase kateter uretral kecil untuk menghilangkan batu yang mengakibatkan obstruksi (jika mungkin) akan segera mengurangi tekanan belakang pada ginjal dan mengurangi nyeri. Ketika batu telah ditemukan analisis kimiawi dilakukan untuk menentukan komposisinya, analisis batu dapat membuktikan indikasi yang jelas mengenai penyakit yang mendasari contoh : batu kalsium oksalat atau kalsium fosfat biasanya menunjukkan adanya gangguan metabolisme kalsium atau oksalat, sedangkan batu urat menunjukkan adanya gangguan metabolisme asam urat, batu setrufit (batu infeksi) sekitar 15% dari seluruh batu urinarius agen anti bekterial spesifik diberikan jika infeksi.
  • Terapi nutrisi dan Medikasi
  • Lithotripsy Gelombang Kejut ekstra porporeal
  • Metode Endourologi pengangkatan batu
  • Metode pelarutan batu
  • Metode pengangkatan bedah
- Nefrolitotomi (Insisi pada ginjal untuk mengangkat batu)
- Nefrektomi
- Pielolitotomi
- Uretrolitotomi
- Sistostomi
- Sistolitolapaksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Kekurangan volume cairan b.d. IWL, dehidrasi
  2. Perubahan eliminasi urine b.d. stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal atau uretral, obstruksi mekanik, inflamasi.
  3. Nyeri b.d. inflamasi, obstruksi dan abrasi traktus urinarius
  4. kurang pengetahuan tentang pencegahan batu dan kekambuhan batu renal
  5. Resiko tinggi gagal ginjal b.d. intoleransi aktivitas.




Fasilitas copy, ctrl + a, ctrl + c, dan klik kanan telah dimatikan (disable),
apabila hendak menyalin dan mendapatkan postingan ini
silahkan mendownload


Fullerena


0 Reactions:

Posting Komentar

Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Yuk Taaruf









Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Fisika ITS, sedang menggeluti Fiber Optik dan dunia pengembangan diri. Berusaha mengabdi dan memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

Blog ini adalah website pribadi Nur Abdillah Siddiq. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts

Yuk Baca !

Yuk Baca !