Rabu, April 11, 2012

“Tergesa-gesa adalah dari setan dan berhati-hati adalah dari Allah” (HR Tirmidzi).
Pada era informasi seperti sekarang ini segalanya berlangsung sangat cepat. Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan sedangkan waktu yang tersedia sangatlah sedikit,apakah Anda berpikir demikian?

Rasanya tidak ada waktu untuk bersantai, semuanya harus diselesaikan, harus. Dan biasanya jika pekerjaan/urusan yang hendak diselesaikan ditunda, akan ada rasa penyesalan dan rasa bersalah dalam diri, menjadikan pribadi tersebut gelisah, tidak dapat berfikir dengan jernih dan tergesa-gesa.

Biasanya perasaan tersebut tertanam pada orang yang berwatak koleris dan melankolis. Semuanya harus selesai dengan tepat waktu dan SEMPURNA.

Segala sesuatu yang dilakukan dengan tergesa-gesa akan menuai hasil yang tidak maksimal. Bisa jadi, bukannya menyelesaikan masalah malahan menambah masalah yang baru.

Ketika seorang muslim/muslimah dihadapkan pada situasi yang mendesak, hendaklah ia istighfar. Ingatlah firman Allah dalam Al-Quran.

“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya Dia mendapat (pahala) dari kebajikan yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya…” (QS Al- Baqoroh: 286).
Tenang bukan berarti lambat, karena tenang tidak ada hubungannya dengan waktu melainkan dengan pengendalian diri.  Nabi Muhammad saw adalah orang yang paling tenang tetapi berjalannya sangat gesit. Pribadi yang tenang adalah pribadi yang  tidak pernah galau, panik, tergesa-gesa , tertekan, tidak emosional,tidak over acting dan mampu mengendalikan keadaan.

Seperti keterampilan lainnya, ketenangan dapat dipejalari dan di implementasikan dalam pola hidup kita.

QS. Ar Ra"d "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."  

Tentu tidak serta merta setelah membaca artikel ini anda akan langsung menjadi pribadi yang tenang. Ketekunan adalah kuncinya. Anda harus tekun dalam berupaya menjadi tenang. Lantas, apa saja upaya menjadi pribadi tenang?

Sebelum diurai langkah-langkah menjadi pribadi yang tenang, apa yang kita dapatkan apabila menjadi pribadi yang tenang?

1. Semua orang menyukai dan mengagumi orang yang tenang, tidak grasak-grusuk, karena ketenangan adalah sesuatu yang di butuhkan setiap orang. Terutama ketika sedang menghadapi suatu masalah atau hendak saat menganmbil keputusan.
2. .Ketenangan memungkinkan seseorang melihat masalah dari berbagai sisi, komprehensip
3. Orang yang tenang juga akan bisa menerima informasi lebih banyak, sehingga dia bisa memahami. Sedangkan orang yang emosional pendek kemampuan memahaminya. Akibatnya esponnya tidak akan bagus karena keterbatasan pemahamannya informasi yang didapat tidak sempurna karena langsung dipotong oleh tindakan emosional, yang akhirnnya memunculkan penyesalan atas tindakan yang dilakukan.
 4.  Ketenanganpun akan membawa kewibawaan atau kharisma tersendiri bagi pemiliknya. Ia akan disegani oleh teman dan lingkungannya. Terutama pada para calon pemimpin diskala apapun ia harus berlatih mengendalikan diri tetap tenang dalam kondisi apapun sulitnya dan tenang bukan berarti lamban.
Kiat menjadi pribadi yang Tenang

1.  Jika tidak mampu berkata baik, lebih baik diam. Ternyata yang membedakan orang tenang dan orang yang tergesa-gesa adalah orang yang tenang lebih sedikit berbicara dan berbicara seperlunya sedangkan orang yang tergesa-gesa tidak dapat mengontrol pembicaraan dan cerewet.
Mengenai berkata baik atau diam, Agama Islam telah membingkainya dalam Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim.
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya dia berkata baik atau diam..."
 2. Bersikaplah sewajarnya, jangan over acting. Bagi sebagian orang yang belum mengetahui, over acting dijadikan ajang untuk menark perhatian. Kenyataannya orang yang over acting tidak memiliki karisma. Lihatlah bahwa pribadi mereka tidak disegani oleh yang lainnya, mengapa ? karena mereka cenderung melebih-lebihkan sesuatu. Jika yang dilebih-lebihkan adalah sesuatu yang negatif, tentu mereka menebar teror, rasa takut dan kegelisahan bagi sekitarnya.
Allah berfirman dalam Al-Quran:

“Makan dan minumlah kalian, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al A`raaf : 31)

3.Kendalikan emosi, jadilah pribadi yang sabar. Sabar bukan berarti kalah. Menjadi sabar malah menjadi seseorang pemenang sejati, karena ia telah mampu menguasai dirinya sendiri, menjadi raja atas dirinya sendiri, mampu mengalahkan setan yang hendak menguasai dirinya.
Sifat sabar diletakkan dalam urutan ke 99 dalam Asma Ul-Husna, yang menurut kebanyakan orang merupakan sifat tertinggi yang dimiliki oleh seorang muslim sejati. Bahkan, Allah sangat mengistimewakan orang yang sabar.
“Mohon pertolonganlah kamu sekalian dengan sabar dan mengerjakan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah:153)
Betapa beruntungnya orang yang sabar, karena Allah bersama mereka. Keutamaan sabar menurut Al-Quran dan Al-Hadist dijabarkan lebih rinci sebagai berikut:

“Wahai sekalian orang-orang yang beriman sabarlah kamu sekalian dan teguhkanlah kesabaranmu itu.” (QS. Ali Imran:200)
“Sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kamu sekalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah:155)
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahalanya tanpa batas.” (QS. Az Zumar:10)
“Sungguh berbahagialah orang yang sabar dan mau memaafkan, karena perbuatan semacam itu termasuk perbuatan-perbuatan yang sangat utama.” (QS. As Syura:43)
 “Sungguh Kami benar-benar akan menguji kamu sekalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjuang dan orang-orang yang sabar di antara kamu sekalian.” (QS. Muhammad:31)
Dari Abu Sa’id Sa’d bin Malik bin Sinan Al Khudry ra bahwasannya ada beberapa orang sahabat Anshar meminta kepada Nabi Muhammad  saw maka beliau memberinya, kemudian mereka meminta lagi dan beliau pun memberinya sehingga habislah apa yang ada pada beliau. Ketika beliau memberikan semua apa yang ada di tangannya, beliau bersabda kepada mereka: “Apapun kebaikan yang ada padaku tidak akan aku sembunyikan pada kamu sekalian. Barangsiapa yang menjaga kehormatan dirinya maka Allah pun akan menjaganya. Barangsiapa yang menyabarkan dirinya maka Allah pun akan memberikan kesabaran padanya. Dan seseorang itu tidak akan mendapatkan anugerah yang lebih baik atau lebih lapang melebihi kesabaran.” (HR. Bukhari Muslim)
Nabi Muhammad saw bersabda, “Memang sangat menakjubkan keadaan orang mukmin itu; karena segala urusannya sangat baik baginya dan ini tidak akan terjadi kecuali bagi seseorang yang beriman dimana bila mendapatkan kesenangan ia bersyukur maka yang demikian itu sangat baik baginya, dan bila ia tertimpa kesusahan ia sabar maka yang semikian itu sangat baik baginya.” (HR. Muslim)
Dari Anas ra berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah swt berfirman: “Apabila Aku  menguji salah seorang hambaKu dengan buta kedua matanya kemudian ia sabar maka Aku akan menggantikannya dengan sorga.” (HR. Bukhari)
4. Jangan pernah galau. Ridha lah terhadap semua keputusan Allah. Berlapang hatilah terhadap pemberian Allah. Bukankah yang terjadi pada diri ada adalah pilihan Majikan dan Kekasih anda (Allah swt)? Jika berlapang dada, Dia akan memberikan anda pahala. Namun jika anda galau, dia akan mendera anda dengan siksa. Mengapa anda tidak juga terpuaskan? Bukankah anda sendiri tidak tahu apakah yang terjadi pada anda berakibat baik atau buruk?
Allah berfirman:

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu" (Q.S Al-Baqarah ayat 216)

Bukankah kegalauan tidak dapat mengumpulkan kembali yang terserak? Kegalauan hanya akan menambah kemurkaan Tuhan, menyedihkan kawan dan menyenangkan lawan.
Dengan tidak bersikap galau, pikiran kita menjadi jernih dan dapat mengambil keputusan dengan tepat. Keputusan yang diambil dengan tepat berarti tidak menimbulkan penyesalan dan sikap gelisah.


5. Jangan berlarut-larut dalam penyesalan. Langit tidak akan runtuh dengan kesalahan yang anda perbuat. Kiamat tidak akan terjadi karena dosa-dosa anda. Andaikata anda salah, gagal, atau merugi, anda tiada akan dipersalahkan.  Sebab anda bukanlah orang yang pertama yang melakukan kesalahan, juga bukan terakhir yang memiliki kekurangan. Bahkan bukan penebar bid'ah di alam semesta. Justru semua ini lumrah terjadi dalam hidup manusia. Namun, orang-orang besar dengan sigap mengubah kegagalan menjadi keberhasilan gemilang. Menyusuli dosa dan maksiat dengan istigfar yang tulus dan penyesalan mendalam. Bertobatlah dengan bersungguh-sungguh, lupakanlah kesalahannya, dan tenang akan mudah untuk diraih.

6. Nikmatilah waktu anda dengan banyak-banyak bersyukur pada Allah. "Setiap saya menginginkan sepatu baru, saya teringat pada seseorang yang tidak memiliki kaki", begitula kata Dale Carnegie. Manusia diberikan kenikamatan yang tidak dapat dihitung. Bersyukurlah, karena bersyukur adalah upaya mencapai kebahagiaan. Selama ini, orang harus bahagia untuk dapat bersyukur, namun itu salah, syukur adalah syarat untuk menjadi bahagia. Kebahagiaan selalu mendatangkan ketentraman hati dan ketenangan dalam hati.

4 komentar:

Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Yuk Taaruf









Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Fisika ITS, sedang menggeluti Fiber Optik dan dunia pengembangan diri. Berusaha mengabdi dan memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

Blog ini adalah website pribadi Nur Abdillah Siddiq. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts

Yuk Baca !

Yuk Baca !