Selasa, Juni 22, 2010


Ternyata pola tidur juga mempengaruhi kecerdasan seseorang. Hasil riset terbaru para ahli di Amerika Serikat menunjukkan,

pola tidur yang teratur membuat anak-anak lebih cerdas.


Dibandingkan anak yang tidurnya tidak teratur, mereka yang istirahatnya selalu terjadwal memiliki kemampuan bahasa, membaca dan matematika yang lebih baik di sekolah.

Ini adalah hasil penelitian independen para ahli di SRI International yang melibatkan 8.000 anak berusia 4 tahun. Salah satu kesimpulan yang dipaparkan dalam pertemuan Associated Professional Sleep Societies itu juga menyebutkan, anak-anak rata-rata tidurnya kurang dari 11 jam setiap hari menunjukkan kemampuan yang kurang baik. Dalam riset itu, peneliti menganalisis informasi tentang tidur anak-anak melalui wawancara dengan orang tua. Informasi ini dikumpulkan saat anak-anak berusia 9 bulan dan diulang saat mereka menginjak usia empat tahun.


Pimpinan riset Dr Erika Gaylor menyatakan, data riset juga mengungkapkan banyak anak di AS yang tidak memenuhi kebutuhan tidurnya. Alhasil, anak-anak ini mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan sulit mencapai prestasi di sekolah.
Apabila ditinjau secara ilmiah, ternyata tidur itu sangat penting untuk perkembangan sel otak baru. Jika memang seseorang terganggu pola tidurnya maka dipastikan regenerasi sel otaknya yang baru pun akan terhambat. Riset ini dimuat dalam Proceedings of the National Academy of Science.

Tim peneliti lain yang meneliti pengaruh tidur terhadap kecerdasan adalah sebuah tim dari Universitas Princeton. Tim tersebut menemukan bahwa kurang tidur akan mempengaruhi hippocampus, suatu wilayah di otak yang terlibat dalam pembentukan ingatan. Percobaan ini dilakukan pada tikus. Para peneliti membandingkan tikus-tikus yang dibuat tidak tidur selama 72 jam dengan tikus yang bebas mendapat waktu tidurnya. Hasilnya, hewan yang tidak tidur menghasilkan hormon stres corticosterone dalam kadar jauh lebih tinggi. Mereka juga menghasilkan lebih sedikit sel-sel otak baru di wilayah hippocampus. Hasil ini menunjukkan bahwa kenaikan kadar hormon stres akibat kurang tidur bisa menyebabkan pengurangan produksi sel di otak. Dan efek di atas berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama. Buktinya, ketika pola tidur tikus dibuat normal kembali, tingkat produksi sel-nya belum juga naik selama dua minggu.


Jadi hendaknya seseorang mengatur jadwal tidur yang tepat sehingga dapat mencapai kualitas tidur yang sehat, memperbaiki konsentrasi dan tentunya dapat meraih prestasi maksimum. Sebaiknya berhati-hatilah bagi seseorang yang mengidap penyakit sulit tidur (Insomnia), segeralah berobat.


0 Reactions:

Posting Komentar

Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Yuk Taaruf









Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Fisika ITS, sedang menggeluti Fiber Optik dan dunia pengembangan diri. Berusaha mengabdi dan memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

Blog ini adalah website pribadi Nur Abdillah Siddiq. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts

Yuk Baca !

Yuk Baca !