Tergores, terkelupas, tersayat dan tercincang
Rasa yang dulu melekat padamu
Kini habis tak bersisa, blas
Muak, ingin ku berteriak sejadi-jadinya
Kau, penghianat harapan, tukang kubur mimpi
Inikah ikrar yang dulu kau ucapkan?
Apakah kau dulu mabuk?
Ataukan ada gerangan setan yang merasukimu?
Ku salah menaruh harapan
Madu tak akan pernah bercampur dengan racun
Begitu pula, harapan tak akan pernah bercampur dengan penghianatan
Sekarang kau umbar pada dunia?
Bahwa dunia seakan-akan ikut serta mendukungmu?
Sekali-kali tidak, sifat pamermu akan berbuah masam
Masam lebih masam dari busuknya harapan yang dulu engkau ikrarkan
Harapan yang kita dulu gantung di lazuardi telah terserak
Setiap kali aku coba tuk merengkuh menyusunnya
Kau datang laksana badai katrina
Hilang, potongan-potongan mozaik itu hilang entah kemana
Termakan rasa pamermu akan lelaki yang kini engkau kasihi
Ikrarku, aku akan berhenti meletakkan harapan
padamu, pada masa lalu dan pada bukit yang menjadi saksi
Selamat tinggal, silahkan berlenggang ria kemanapun engkau suka
Bersama kekasihmu yang baru
Kini semakin mantap dalam hatiku, bahwa Allah-lah yang aku cintai.
Selasa, April 10, 2012
- Selasa, April 10, 2012
- Nur Abdillah Siddiq
- Kisah Hidupku
- No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Reactions:
Posting Komentar
Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.