Selasa, Oktober 13, 2009


Dipuncak bukit yang berlereng
Angin yang semilir bertalu-talu

Aku termenung menanti bergantinya hari
Dimana malam akan ditindih pagi
Dan tak ada lagi suara tangisan bayi suci
Kegelapan telah sirna
Tergantikan benderangnya matahari
Sinarnya mencabik-cabik tubuh
Menyayat kulit Berkali-kali, bertubi-tubi, tanpa henti
Keringat merembes membasahi pelipis
Kurasakan kenikmatan yang tak terhingga
Akhirnya aku mati bersama hilangnya menari
Dipuncak bukit yang berlereng

0 Reactions:

Posting Komentar

Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Yuk Taaruf









Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Fisika ITS, sedang menggeluti Fiber Optik dan dunia pengembangan diri. Berusaha mengabdi dan memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

Blog ini adalah website pribadi Nur Abdillah Siddiq. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts

Yuk Baca !

Yuk Baca !