Senin, November 23, 2009


Didalam menjalani kehidupan, seseorang tidak dapat menghindari adanya Interaksi dengan orang lain. Interaksi terjadi sebagai sesuatu yang vital bagi kehidupan manusia, tanpa berinteraksi dengan sesama, seorang manusia tidak akan pernah maju. Kesuksesan seseorang erat kaitannya dengan kecerdasan sosial, dimana suatu individu dapat dengan baik berinteraksi secara baik dengan orang lain dan menjadi pribadi yang menyenangkan bagi orang lain. Tapi tidak jarang proses interaksi kita gagal sehingga kita dapat menjadi musuh bagi individu lainnya.
Untuk itu, kita harus tahu kiat-kiat menjadi manusia yang menyenangkan bagi orang lain
.
1. Mulailah dengan cara yang ramah

Abraham Lincoln, jenius sosial terbesar dunia mengatakan bahwa:
Inilah merupakan pepatah lama yang benar, yaitu Setetes madu bisa menangkap lebih banyak lalat dari pada segalon empedu. Jadi dalam berurusan dengan manusia, kalau anda ingin memikat seseorang kedalam caraberpikir anda, pertama sekali, yakinkan dia bahwa Anda adalah kawannya yang tulus. Itu adalah setetes madu yang akan menangkap hatinya yang merupakan jalan yang besar menuju pengertiannya.
Apabila hati seseorang terluka karena selisih paham dan dia mempunyai perasaan tidak enak terhadap anda. Anda tidak bisa menariknya kedalam cara berpikir anda meskipun dengan semua logika. Orang tua yang membentak anaknya dan bos yang mencaci maki bawahannya, guru yang memarahi muridnya, serta suami yang mendominasi, kemudian Istri yang mengomel, seharusnya mereka menyadari bahwa seseorang tidak mau mengubah pikirannya. Anak, Bawahan, Murid, Istri dan Suami tidak bisa dipaksa atau digerakkan untuk setuju kita. Tapi mereka mungkin bisa digerakkan kesana, bila kita bersikap lembut dan ramah, sangat lembut dan sangat ramah.

2. Cobalah dengan sungguh-sungguh untuk melihat segala sesuatunya dari sudut pandang orang lain.

Ingatlah bahwa orang lain bisa jadi mutlak salah. Tapi mereka tidak mengira begitu. Jangan menyalahkan mereka. Semua orang bodoh bisa melakukannya. Cobalah untuk mengerti mereka. Hanya orang bijaksana, yang toleran, mencoba melakukannya.
Pasti ada suatu alasan mengapa orang lain berpikir dan bertindak seperti itu. Temukan alasannya dan anda akan memperoleh suatu kunci untuk tindakan anda, ketahuilah tindakannya mungkin untuk kepribadiannya.
Cobalah dengan jujur untuk menempatkan diri Anda dalam posisinya. Apabila anda mengatakan kepada diri anda, “bagaimana yang saya rasakan, bagaimana saya bereaksi kalau mengalami hal itu?” Anda akan menghemat waktu Anda dan kejengkelan anda, karena dengan menjadi tertarik pada penyebabnya, lebih kecil kemungkinan untuk tidak menyukai efeknya.
Berhentilah sebentar untuk membandingkan minat Anda yang besar untuk urusan Anda sendiri dengan perhatian yang lembut yang harus anda berikan untuk orang lain. Kemudian sadarilah bahwa setiap orang lain didunia ini persis merasakan hal yang sama! Sukses berurusan dengan orang lain tergantung pada perhatian simpatik kita terhadap pendapat orang lain.

3. Jangan mengkritik, mencerca atau mengeluh.

Kritik adalah hal yang sia-sia karena menempatkan seseorang dalam posisi tak mengenakkan dan biasanya membuat orang itu berusaha mempertahankan dirinya. Kritik itu berbahaya, karena melukai rasa kebanggaan seseorang, melukai perasaan pentingnya, menurunkan harga diri, dan membangkitkan rasa benci.
Skinner, seorang psikolog terkenal di Dunia membuktikan bahwa lewat pengalaman-pengalamannya bahwa seekor binatang, yang diberi tingkah laku baik, akan belajar jauh lebih cepat dan menyimpan apa yang dipelajarinya dengan jauh lebih efektif dibandingkan dengan seekor binatang yang dihukum karena bertingkah laku buruk. Studi-studi berikutnya menjunjukkan hal yang sama juga berlaku pada manusia. Dan itulah yang terjadi di Indonesia, baik pemerintah, sekolah, dan sebagainya lebih suka menghukum seseorang karena kesalahannya dari pada memberi penghormatan kepada seseorang atas kebaikan ataupun prestasi. Dengan mengkritik, kita tidak membuat perubahan yang langgeng dan seringkali malah menimbulkan rasa benci.
Apabila anda dan saya hanya ingin menimbulkan rasa benci pada masa mendatang yang mungkin akan bertahan selama beberapa dasawarsa dan menetap hingga mati, cobalah menuruti hati memberikan kritik yang tajam betapapun yakinnya bahwa tindakan kita benar.
Ketika kita berusrusan dengan manusia, mari kita mengingat bahwa kita tidak berurusan dengan mahkluk logika. Kita berurusan dengan makhluk penuh emosi, makhluk yang penuh dengan prasangka dan dimotivasi oleh rasa bangga dan sombong. Semua orang bodoh bisa mengkritik, mencerca dan mengeluh dan hampir semua orang bodoh melakukannya. Namun perlu karakter dan kontrol diri untuk mengerti dan memberi maaf.
Ingatlah, seseorang yang berjiwa besar akan memperlihakan kebesarannya dari cara dia memperlakukan orang kecil.
Tuhan tidak menghakimi orang hingga tiba pada saat akhir hari-harinya. Jadi mengapa kita harus melakukannya?

4. Kalau anda salah, akuilah dengan cepat dan dengan simpatik.

Kalau kita tahu bagaimana pun kita akan dimarahi, apakah tidak jauh lebih baik untuk mendahului orang lain yang akan memarahi kita dan mengerjakannya sendiri? Bukankah jauh lebih mudah untuk mendengarkan kritik sendiri dari pada menerima cercaan dari bibir orang lain?
Apabila anda salah, katakan mengenai diri Anda sendiri semua hal yang menghina, yang Anda tahu mereka pikirkan atau mereka bermaksud untuk megatakannya pada anda, segeralah sampaikan pada mereka sebelum orang itu punya kesempatan menumpahkannya. Kemungkinan yang ada adalah seratus banding satu bahwa sikap memaafkan yang murah hati akan diberikan dan kesalahan anda akan dikurangi.
Ada tingkat kepuasan tertentu dalam memperoleh keberanian untuk menerima kesalahan diri sendiri. Itu tidak hanya menjernihkan suasana rasa bersalah dan pertahanan diri, namun seringkali memecahkan masalah yang ditimbukan oleh kesalahan itu.
Setiap orang bodoh dapat saja mencoba mempertahankan kesalahannya, dan hampir semua orang bodoh melakukannya, namun mengakui kesalahan sendiri didepan orang lain mengangkat seseorang ke atas kelompoknya dan memberikan rasa mulia dan kegembiraan meluap-luap.
Apabila kita benar, marilah kita memikat orang lain dengan cara lembut dan bijaksana untuk mengikuti jalan pikiran kita, dan apabila kita salah mari kita akui kesalahan kita dengan segera, dan sungguh mengherankan, hal itulah yang sering terjadi, kita sering salah dan kalau kita mau jujur pada diri sendiri akuilah kesalahan kita dengan antusias. Bukan hanya tekhnik itu akan memberi hasil yang mencengangkan, tetapi percaya atau tidak cara itu akan jauh lebih menyenangkan dari pada kita mencoba untuk mempertahankan diri. Ingatlah pepatah kuno, Dengan berkelahi anda tidak pernah merasa cukup, namun dengan mengalah Anda memperoleh lebih dari yang anda kerjakan.


Yuk Taaruf









Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Fisika ITS, sedang menggeluti Fiber Optik dan dunia pengembangan diri. Berusaha mengabdi dan memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

Blog ini adalah website pribadi Nur Abdillah Siddiq. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts

Yuk Baca !

Yuk Baca !