Jumat, Maret 29, 2013

Sebelum Anda mengalahkan diri Anda sendiri, Apa tujuan hidup Anda sehingga Anda berani-beraninya mengalahkan diri Anda sendiri?

Suatu hari, seorang backpacker turun dari sepeda motornya di pertigaan jalan. Dia tampak kebingungan. Tidak jauh dari tempat ia berhenti, terdapat seorang kakek tua yang sedang bersantai dibawah pohon beringin menikmati waktu senggangnya. Backpacker itu kemudian mendekati kakek dan bertanya, “Permisi kek, jalan mana yang harus saya ambil?”. Dengan rasa penasaran kakek bertanya balik, “Kamu mau pergi kemana nak?”. Backpacker itu kebingungan kemudian menjawab, “Saya tidak tahu kek”. Kakek berfikir sejenak lalu menjawab, “Jika kamu tidak tahu mau pergi kemana, tidak jadi masalah apakah kamu belok kiri ataupun belok kanan”.

Jawaban kakek sangat tepat. Apapun jalan yang Anda pilih tidak jadi masalah selama Anda tidak memiliki tujuan yang jelas. Kehidupan memberikan pilihan yang tidak terbatas akan tujuan hidup. Kita sering menghadapi masalah dari ketidaktahuan mengenai kemana kehidupan akan membawa kita. Kita berusaha untuk mengikuti arus, mengalir, karena kita tidak tahu tujuan hidup yang jelas dari awal perjalanan hidup kita.

Kita yang menjalani hidup dengan mengalir seperti air, mungkin lupa bahwa air hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah.

Kehidupan kita ibarat menyusun mainan puzzle. Bagian-bagian puzzle yang acak membuat kita berfikir bagaimana menyusunnya ke susunan yang tepat. Jika seseorang memberi Anda 1000 bagian puzzle, Anda tentu tidak akan bisa menyusunnya menjadi suatu susunan gambar yang tepat jika Anda tidak memiliki gambar jadinya dari bagian yang ingin Anda susun. Anda membutuhkan gambar ketika jadi/gambar akhir. Begitu pula hidup kita, membutuhkan gambar akhir sebelum kita fokus menyusun bagian-bagiannya. Bagaimanapun, kita membutuhkan tujuan yang jelas di dalam kehidupan kita.

Saya memiliki teman yang dalam menjalani hidupnya menggunakan prinsip, “Biarkan kehidupan mengalir seperti air”. Kita tahu, bahwa air selalu mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Jadi tidak heran, mereka yang hidup dengan prinsip demikian kian hari kian merasa dirinya tidak berharga, merasakan kebingungan dan kegalauan hidup, memiliki banyak masalah, dan akhirnya kehidupannya tidak hidup !.

Allah SWT menginginkan kita hanya menerima yang terbaik dari setiap episode kehidupan kita. Jadi apapun yang ingin kita capai, semua mimpi dan keinginan kita harus dikejar dengan kerja keras dan penggunaan strategi yang tepat. Isi kehidupan kita dengan semangat dan energi yang maksimal untuk mencapai tujuan hidup yang sesungguhnya. Kita harus bekerja keras untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita-hanya lalui jalan yang mendekatkan kita kepada tujuan. Inilah seni dari perjuangan hidup. Ini adalah dimana tujuan yang sesungguhnya memainkan bagiannya. Seperti berlayar, tidak jadi masalah kemana udara bertiup, selama kita melihat ke arah depan, kita bisa mengarahkan kapal ke ke arah yang kita inginkan. Kita juga harus mengeset kompas dan peta sehingga perjalanan hidup kita tidak menyimpang ke tempat lain dari arah yang kita inginkan.

Lalu, jika kita harus memiliki tujuan dalam hidup, apa sebenarnya tujuan hidup kita? Apakah kekayaan? Kedudukan yang terhormat? Ataukah yang jauh melampaui kehidupan dunia, yakni akhirat tujuan kita?

VISI POSITIF dan VISI NEGATIF
Secara garis besar, visi hidup seseorang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yakni VISI POSITIF dan VISI NEGATIF. Visi hidup positif adalah visi hidup yang luhur. Visi hidup yang dipengaruhi oleh nilai-nilai prinsip seperti kebaikan, kejujuran, keadilan, kedamaian, kesetiaan, keselamatan,kesejahteraan, ketenteraman, dan kebahagiaan. Nilai-nilai tersebut berlaku universal dan abadi.

Sebaliknya visi hidup negatif adalah visi ang dipengaruhi oleh nilai-nilai hedonis dan semua, seperti kedustaan, kelicikan, kezaliman,kesewenangan, kejahatan, kekikiran, keegoisan, dan ketidaksetiaan. Mungkin orang yang bersangkutan tidak menyadari bahwa visi hidupnya negatif. Namun orang lain cepat mengetahuinya. Biasanya orang yang memiliki visi negatif terlihat dari cara-caranya mencapai tujuan yang menghalalkan segala cara.

Orang yang visi hidupnya negatif akan mengejar berbagai keinginan yang bersifat kepuasan nafsu pribadi tanpa memperdulikan orang lain. Orientasi hidupnya diarahkan untuk mendapatkan berbagai hal yang bersifat semu dan materi. Ia mengejar sesuatu yang sebetulnya tak akan mampu membuatnya tenang dan hidup bahagia, kecuali sesaat. Sesuatu itu dapat berupa harta, uang, kedudukan, pekerjaan, keluarga, golongan, teman, musuh, dan sebagainya. Padahal, itu semua bukanlah tujuan, melainkan alat. Alat untuk apa? Alat untuk menggapai visi positif.

Orang yang bervisi positif adalah orang yang berpegang pada prinsip-prinsip universal, seperti kebaikan, kejujuran, kesetiaan dan keadilan. Nilai tersebut berlaku dan diikuti oleh seluruh manusia normal di seluruh dunia. Biasanya nilai-nilai tersebut juga merupakan norma dalam masyarakat beradab yang diajarkan secara turun menurun.

BAGAIMANA CARA MEMBUAT VISI?
Berdasarkan penelitian, seseorang yang menuliskan visinya dengan yang hanya memikirkannya maka kemungkinan visi itu tercapai cenderung kepada pada orang yang menuliskan visinya. Visi sebaiknya mencakup dari berbagai unsur pernyataan berikut ini;

1. Siapa saya?
2. Mengapa saya ada?
3. Apa keunggulan/kelebihan yang saya miliki?
4. Untuk siapa saya bekerja?
5. Apa hasil/produk dari pekerjaan saya?
6. Dimana saya mengerjakannya? (opsional)
Contoh:

Nur Abdillah Siddiq adalah seorang mahasiswa di sebuah Institut Negeri terkemuka, yakni ITS (Insititut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya) jurusan Teknik Fisika. Saat ini usianya 19 tahun. Selain sebagai mahasiswa yang menggeluti bidang sains dan teknik, Siddiq juga seorang santri SDM IPTEK yang berusaha memaksimalkan potensi dirinya dengan memperdalam ilmu agama. Ia seorang mentor dan sangat aktif dalam kegiatan berorganisasi di kampusnya. Siddiq dikenal sebgai orang yang selalu ingin tahu, kreatif, sederhana, pemikir, cerdas, suka berkompetisi dalam bidang keilmiahan, dan juga pekerja keras.
Di saat menulis buku ini, Siddiq bertekad untuk meraih prestasi yang maksimal dalam hidup dengan mengalahkan dirinya sendiri (lebih tepatnya adaah hawa nafsunya sendiri). Ia perlu membuat visi hidupnya secara tertulis. Langkah pertama yang dilakukannya adalah mencoba menjawab secara spontan dan jujur enam pertanyaan unsur visi pada selembar kertas. Siddiq enjawab pertanyaan tersebut sebagai berikut:

PERTANYAAN JAWABAN
Siapa saya? Makhluk ciptaan Allah yang diciptakan untuk menjadi pemenang! Mengalahkan setan, mengalahkan kemalasan, kemiskinan, kebodohan dan penyakit, dan hal-hal negatif lainnya

Mengapa saya ada? Untuk beribadah kepada Allah SWT yang ditunjukkan dengan kerja nyata dan kontribusi

Apa keunggulan dan kelebihan yang saya miliki? Berpendidikan, selalu ingin tahu, kreatif, sederhana, pemikir, cerdas, suka berkompetisi dalam bidang keilmiahan, dan juga pekerja keras

Untuk siapa saya bekerja? Untuk Allah SWT dan umat Islam

Apa hasil/produk pekerjaan saya? Prestasi di bidang akademik

Dimana saya mengerjakannya? Di dunia

Setelah keenam unsur visi di jawab, langkah selanjutnya adalah menyatukannya menjadi satu atau beberapa kalimat. Buat dalam KISS (Keep it Short and Simple), yaitu kalimat yang singkat dan sederhana. Susunan kalimat hendaknya memenuhi ciri visi yang baik, yaitu menarik, kelas, singkat, mengandung nilai-nilai luhur, bersifat spiritual dan fleksibel. Kalimat tidak harus memakai kata-kata yang persis sama dengan keenam jawaban di atas.

Visi tersebut sebaiknya dihafal dan dihayati. Visi akan berguna untuk menilai setiap alternatif tindakan Anda ke depan. Setiap malam atau dipagi hari, Anda perlu melakukan introspeksi apakah tindakan Anda sesuai dengan visi hidup anda atau tidak. Jika tidak, apa sebab dan dimana kendalanya. Kemudian perbaharui komitmen Anda agar pada kesempatan lain senantiasa dapat bertindak sesuai dengan visi hidup Anda.

Pernyataan visi tertulis dapat diubah setiap saat dengan keinginan Anda. Namun, meski visi bersifat fleksibel, sebaiknya jangan terlalu sering diubah. Pada contoh di atas, adalah visi saya selama menjadi mahasiswa. Nanti jika saya bekerja sebagai dosen/peneliti/engineer maka visi tersebut akan saya rubah. Sebab visi mempengaruhi tindakan. Jika visi sering diubah, maka tindakan kita menjadi tidak konsisten atau plin plan. Kita seperti orang yang memintal benang, kemudian diurai kembali. Dipintal lagi, kemudian di urai lagi, demikian seterusnya. Selain itu, visi yang sering diubah juga menunjukkan kurang matangnya pribadi kita terhadap nilai-nilai yang kita yakini.

Visi tak akan banyak gunanya jika Anda hanya membuatnya secara tertulis tapi tidak diaplikasikan dalam tindakan. Visi yang selalu diaplikasikan dalam tindakan akan membuat Anda menjadi diri Anda sendiri (be your self). Anda menjadi tidak tergantung kepada selera atau keinginan orang lain. Pribadi Anda menjadi utuh dan terhindar dari split of personality (kepribadian yang pecah), sehingga menjadikan Anda mantap dan tenang dalam hidup.

Jika Anda selalu komitmen dengan visi Anda, berarti Anda telah mempunyai modal awal yang baik untuk mengatur waktu Anda. Anda telah mampu mengendalikan diri. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan diri Anda unuk melangkah pada tahapan selanjutnya dari mengalahkan diri sendiri.



Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Teknik Fisika ITS, sedang menggeluti NanoTeknologi dan dunia pengembangan diri.Memiliki misi besar untuk menjadi insan yang memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih). Bagi yang ingin melakukan konsultasi mengenai pengembangan diri menuju legenda pribadi, dapat menghubungi via email Siddiq.tf@gmail.com atau no.hp 087750118140.

0 Reactions:

Posting Komentar

Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Yuk Taaruf









Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Fisika ITS, sedang menggeluti Fiber Optik dan dunia pengembangan diri. Berusaha mengabdi dan memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

Blog ini adalah website pribadi Nur Abdillah Siddiq. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts

Yuk Baca !

Yuk Baca !