Sabtu, Juli 13, 2013

Orasi Pada Saat GEMA


Segala sesuatunya harus dipersiapkan dengan baik, termasuk dalam hal orasi. Dia yang gagal merencanakan, maka akan gagal dalam bertindak. Berikut adalah naskah disaat saya sedang melakukan orasi dalam serangkaian kegiatan GEMA (Gerakan Menyambut Ramadhan)

Assalamu'alaikum.wr.wb
Alhamdulillah, assolatu ala asrofil ambiyai wal mursalin
Sayyidina muhammadin wa ala alihi wasahbihi ajmain.
Kama sollaita ala sayyidina ibrahim, wa ala ali sayyidina ibrahim.
Allahumma sholli ala sayyidina muhammad, wa ala ali sayyidina muhammad.
Kama barakta ala sayyidina ibrahim, wa ala sayyidina ibrahim fil alamina innaka hamidum majid.
Ikhwan dan akhwat sekalian, satu hal yang ingin saya sampaikan di awal adalah saya mencintai antum semua. Inni uhibbukum fillah. Dengan cintalah Allah mempertemukan kita disini, dengan cinta pula Insyaallah Allah akan memberikan kesempatan bagi kita untuk menunaikan ibadah puasa di bulan suci dan penuh berkah, yakni Bulan Ramadhan.
Saya berfikir, dalam dua puluh kali saya dihadapkan pada bulan ramadhan, dari saya lahir hingga detik ini, terdapat suatu gap. Iya, GAP. Gap itu adalah perbedaan antara ekspektasi dengan realita yang terjadi.
Di awal bulan ramadhan, bahkan mungkin sebelum bulan ramadhan, kita menginginkan setiap detik di bulan ramadhan dapat termaksimalkan untuk mendapatkan pahala. Kita pun menetapkan ekspektasi-ekspektasi atau harapan-harapan yang hendak kita wujudkan dalam bulan ramadhan. berbagai tindakan seperti khatam Al-Quran dua kali, selesai membaca satu buku dalam 1 minggu, dan tindakan-tindakan mulia lainnya. Tetapi ternyata, tetapi ternyata, hal tersebut tidak dapat terwujud dalam bulan ramadhan.
Disini saya menyampaikan kegelisahan saya mengenai hal tersebut. Dan alhamdulillah, saya pun menemukan kunci untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam buku psikologi, agar realita dapat sesuai dengan ekspektasi, dibutuhkan suatu usaha yakni melompati jurang ketidakpercayaan. Jurang ketidakpercayaan bahwa apa yang kita lakukan dapat mengubah diri kita, jurang kepercayaan yang muncul karena kita masih berfikir, tahun depan masih ada bulan ramadhan.
padahal, padahal, tidak ada seorangpun yang dapat menjamin, tidak ada suatu hal pun yang mampu menjamin diri kita untuk bertemu dengan bulan ramadhan di tahun yang akan datang. Mindset-mindset ini harus kita bongkar. Bongkar, bongkar dan bongkar. Apa? Bongkar, bongkar dan bongkar.
kita harus membongkar mindset kita. Bongkarlah mindset bahwa tahun depan kita akan bertemu kembali dengan bulan ramadhan dan bangunlah mindset bahwa bisa jadi ramadhan kali ini merupakan ramadhan terakhir bagi kita.
ramadhan kali ini  bisa jadi adalah ramadhan terakhir bagi kita. renungkanlah ikhwan dan akhwat sekalian.
Semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi antum semua.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Wassalamu'alaikum.wr.wb



Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Teknik Fisika ITS, sedang menggeluti NanoTeknologi dan dunia pengembangan diri.Memiliki misi besar untuk menjadi insan yang memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

0 Reactions:

Posting Komentar

Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Yuk Taaruf









Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Fisika ITS, sedang menggeluti Fiber Optik dan dunia pengembangan diri. Berusaha mengabdi dan memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

Blog ini adalah website pribadi Nur Abdillah Siddiq. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts

Yuk Baca !

Yuk Baca !