Selasa, Juni 03, 2014



“Orang-orang yang mencari kebenaran itu, seperti air.. Jika dihadang, ia berbelok. Dibendung, ia akan merembes. Bahkan jika dibendung dengan menggunakan beton dalam bendungan raksasa, ia akan menguap.. Ia tidak akan pernah lelah mencari jalannya…”,Dian Jatikusuma.

Saat ini telah meluas dan merebak isu baru (entah ini benar-benar baru atau aku saja yang baru tahu, aku juga tidak tahu) bahwa seorang pemimpin janganlah dari orang mesjid. Pertanyaannya sekarang, WHY ! Mengapa tidak beredar isu yang lebih keren dikit, “PEMIMPIN JANGANLAH DARI ORANG WARUNG”, dan jika diperluas maka pertanyaannya menjadi “WHAT SUBLIMINAL MESSAGE FROM THAT ISSUE?” atau MAKSUD APA YANG INGIN DICAPAI OLEH ISU TERSEBUT. Di kalangan mahasiswa, pernyataan ini begitu kental terutama dikalangan mahasiswa aktivis.

Pernyataan ini tentu mengusik dan mengganggu “pemikiranku”. Pertama kali mendengar pernyataan ini, pemikiran yang muncul adalah “Bukankah Mesjid adalah Rumah Allah?”. Aku sangat tidak setuju degan pernyataan ini (Seorang Pemimpin Janganlah dari Orang Mesjid), pernyataan yang tidak berdasar dan diciptakan untuk melemahkan orang muslim dan mengadakan perpecahan. Silahkan kamu merenung sendiri.

Lantas mengapa Orang Mesjid (orang mesjid adalah sebutan untuk orang yang memiliki iman dan takwa yang tinggi sehingga ia sering berada di rumah Allah) di kambing hitamkan untuk tidak menjadi seorang pemimpin? Sekacau inikah dunia ku sekarang? Astagfirullah, aku hanya bisa beristigfar dan memohon semoga dijauhkan dari pengaruh syaitan yang terkutuk karena syaitan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Seharusnya, syarat utama seorang pemimpin adalah beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, Allah SWT.

7 Golongan Yang Allah Naungi di Hari Kiamat salah satunya adalah PEMUDA YANG TERPAUT HATINYA DENGAN MESJID.

Jika aku berusaha menempatkan diri menjadi orang yang mempopulerkan pernyataan “Seorang Pemimpin Janganlah dari Orang Mesjid”, maka aku memandang bahwa agama itu adalah Bullshit (omong kosong). Agama diciptakan untuk membebani kehidupan dan mengekang kebebasan. Agama mencegahku untuk memperoleh kenikmatan dunia, dan lain sebagainya, makanya aku tidak ingin menjadikan orang mesjid untuk menjadi pemimpin agar kebebasanku tidak terbatasi.
Setan mungkin akan berkata begini, “Sip, aku telah berhasil menyesatkan orang ini”, namun kita tidak dapat mendengarkan ucapan setan. Jadi kita terus saja terhipnotis dengan kenikmatan semu dan sesaat, beserta logika-logika yang salah pula. Sungguh malang nasib orang yang seperti ini, mari kita doakan semoga ia mendapatkan hidayah Allah karena rahmat Allah dapat mengalahkan murka-Nya.
Dengan pernyataan seperti ini pula, nampaknya kita harus lebih mempersiapkan diri, mempersiapkan diri karena telah muncul tanda-tanda kiamat. Sekarang, bekal apa yang telah kamu persiapkan?


Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Teknik Fisika ITS, sedang menggeluti NanoTeknologi dan dunia pengembangan diri.Memiliki misi besar untuk menjadi insan yang memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

0 Reactions:

Posting Komentar

Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Yuk Taaruf









Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Fisika ITS, sedang menggeluti Fiber Optik dan dunia pengembangan diri. Berusaha mengabdi dan memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

Blog ini adalah website pribadi Nur Abdillah Siddiq. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts

Yuk Baca !

Yuk Baca !