Teroris dan Remaja

Teroris saat ini menjadi hangat untuk diperbincangkan. Sebut saja Nurdin Moh Top, maka segenap orang akan ngeri mendengar namanya, karena kesadisan dan tanpa perasaan, Noordin dan komplotannya berkali-kali meluluh lantahkan Bumi Indonesia yang tercinta ini.

Dimulai dari Bom Bali 1, hingga yang barusan Bom kuningan, akan menjadi kenangan pahit bagi seluruh lapisan. Noordin ditengarai adalah dalang dari peristiwa Pemboman ini yang sekaligus merupakan perekrut anggota baru. Seperti dalam film wanted, yang berusaha membunuh seseorang berdasarkan tulisan yang tertera dalam kain, mungkin kalangan teroris ini juga membaca tempat-tempat yang harus di Bom di Indonesia.

Keterlibatan remaja dalam teror ini, mencerminkan kejeniusan para teroris untuk mempengaruhi kaum yang labil jiwanya (remaja). Tidak hanya pintar dalam bidang Kimia, yakni untuk meracik Bom, nampaknya para teroris juga pintar dalam psikologi. Menekankan pada para anggotanya untuk setia pada organisasi teror tersebut. Dan mengenai IT (Information Technologi) janganlah diragukan lagi. Sungguh canggih para teroris ini.

Saya berpendapat bahwa anggota teroris ini adalah mereka yang memiliki IQ diatas rata-rata, karena dengan ketatnya pengawasan yang ada pada setiap hotel, tidak membuat anggota teroris ini berkecil hati dan ironisnya berhasil menjalankan misinya.