Fullerena ditemukan secara tak sengaja oleh Harold W. Kroto (salah seorang profesor di Sussex University, Inggris) bersama Robert Curl dan Richard Smalley dari Rice University. Bentuk fullerena seperti sekarang dikenal baru mereka sadari setelah melihat geodesic dome berbentuk bola karya Richard Buckminster Fuller. Namun sayang, saat itu tak ada data valid yang benar-benar menunjukkan bahwa C60 berbentuk bola, walaupun para ahli saat itu sudah mulai mengakui C60 adalah senyawa yang stabil.
Pembuktian Fullerena berbentuk bola baru berhasil dilakukan tahun 1991, ketika tim gabungan Amerika dan Jerman, yaitu Donald Huffman dan Wolfgang Krastchmer, berhasil vmemprodusi Fullerena dalam jumlah yang besar, walaupun sebenarnya hanya beberapa miligram saja. Cara yang dipakai lebih sederhana,yaitu dengan cara memanaskan dan menguapkan batangan karbon didalam tabung hampa udara. Cara ini disebut dengan Thermal Resistance Method. Karbon akan menempel pada bagian dalam tabung yang mengandung C60 sampai 10%. Setelah itu, dilakukan pengukuran spekstroskopik yang membuktikan bahwa fullerena berbentuk bola. Nama Buckminsterfullerena diapakai untuk mengenang arsitek Geodesic dome, sedangkan nama linnya adalah BuckyBall. Kroto dan grupnya sendiri mendapatkan nobel dibidang kimia pada tahun 1996.
Sebetulnya Kroto bukanlah orang yang memprediksikan bahwa Fullerena berbentuk Bola, Tahun 1970, Eiji Oshawa, profesor di Toyohashi University, sudah mensimulasi bahwa C60 adalah sebuah senyawa karbon berbentuk bola yang stabil. Hal itu diawali ketika beliau menyintesis Corannulene (C20H20) yang berbentuk senyawa sepertiga bola. Namun sayangnya paper ilmiah Oshawa ditulis dalam bahasa Jepang sehingga tidak terdengar Gaungnya di eropa atau Amerika.
Grup Smalley mengembangkan “Metal Inclusion”, yang memasukkan logam kedalam Fullerena. Hal ini dilakukan dengan asumsi, jika fullerena berbentuk bola, tentu ada ruang kosong didalamnya yang dapat dimasuki loga. Walaupun hal ini tidak dapat dijadikan bukti bahwa fullerena berbentuk bola, namun dari hasil percobaan menunjukkan bahwa logam dapat dimasukkan kedalam fullerena dengan cara menempatkan grafit yang sudah dilapisi Logam pada peralatan Cluster laser.
Hal yang menarik dari penelitian ini adalah membuat fullerena memiliki muatan. Fullerena akan mendapatkan elektron dari logam yang ada didalamnya sehingga bermuatan positif, sedangkan fullerenanya sendiri bermuatan negatif. Dengan demikian, akan didapatkan hasil seolah-olah seperti sebuah atom raksasa bermuatan positif didalamnya dan bermuatan negatif diluarnya. Atom raksasa ini kemudian disebut dengan superatom. Pada masa depan, jika tekhnologi sudah berkembang, fullerena dapat diisi dengan Logam-logam radioktif sisa bahan bakar nuklir. Selain itu, dapat dipakai juga untuk pengobatan kanker dengan memasukkan logam radioaktif dan menempatkan radioaktif tersebut pada daerah kanker saja.
Hal yang tak kalah menariknya adalah dengan membuat polimer fulleran yang diperkirakan akan memiliki sifat magnet. Asumsi itu didasarkan pada struktur fullerena yang membentuk struktur Face Centered Cubic (fcc). Dlam temperatur dan tegangan tinggi (6 Gpa, 1.025-1.050 K), bersamaan dengan berubah miringnya struktur fullerena ini akan terbentuk ikatan kovalen yang menyebabkan terjadinya polimer yang mirip dengan struktur grafit. Diatas ikatan kovalen yang terbentuk itulah elektron akan berputar yang menyebabkan munculnya sifat magnet. Sifat magnet ini dapat dimanfaatkan dalam dunia elektronika, contohnya memori komputer, sensor magnetik, ataupun dunia kedokteran.
Dalam nanoelektronik, fullerena memiliki keunggulan dalam sifat superkonduktornya. Seperti kita ketahui, superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki hambatan atau resistansi dibawah suatu nilai temperatur tertentu. Walaupun belum diaplikaiskan secara langsung, sifatnya sebagai superconduktor akan dapat digunakan secara luas dibidang elektronika. Efisiensinya yang mencapai 99% menyebabkan sanagt sedikit listrik yang terbuang menjadi panas. Kemampuan ini dapat dimanfaatkan sebagai transmisi listrik untuk mengganti transmisi kawat temabag bawah tanah seperti yang sedang direnacanakan Jepang dan Amerika.
Dalam dunia kedokteran, dengan sifat stabil dan nontoksiknya, fullerena dapat digunakan sebagai obat, salah satunya adalah obat antivirus HIV AIDS. “Bola” fullerena dengan sifat lipofilikinya ( mudah menyatu dalam lemak atau minyak) akan mudah masuk kedalam struktur protease yang menjadi tempat perkembangbiakan virus HIV AIDS. Dengan demikian, dia (penderita) bisa menahan laju pertumbuhan virus HIV AIDS. Cara ini sebetulnya dikhawatirkan akan mendapat hasil yang sama dengan saat mengguanakan obat anti HIV lain yang mengalami kegagalan disebabkan bentuk virus HIV yang berubah-ubah. Namun, dengan bentuknya yang tetap seperti bola, permukaan fullerena dapat dimodifikasi dengan berbagai macam fungsi yang diharapkan dapat menahan perkebangbiakan virus HIV tersebut. Dalam waktu dekat, sebuah perusahaan obat yang bertempat di Toronto, Kanada akan mengeluarkan obat ini yang berbasis pada fullerena.
Demikian beberapa aplikasi yang saat ini banyak menjadi perhatian para ahli dibidangnya masing-masing. Masih banyak hal-hal lain yang belum diketahui dari material yang saat inimenjadi primadona. Penelitian tentang fullerena ini akan terus berkembang, apalagi dengan makin banyak cara yang ditemukan untuk memproduksi Bola Fullerena dengan murah dan mudah.
Pembuktian Fullerena berbentuk bola baru berhasil dilakukan tahun 1991, ketika tim gabungan Amerika dan Jerman, yaitu Donald Huffman dan Wolfgang Krastchmer, berhasil vmemprodusi Fullerena dalam jumlah yang besar, walaupun sebenarnya hanya beberapa miligram saja. Cara yang dipakai lebih sederhana,yaitu dengan cara memanaskan dan menguapkan batangan karbon didalam tabung hampa udara. Cara ini disebut dengan Thermal Resistance Method. Karbon akan menempel pada bagian dalam tabung yang mengandung C60 sampai 10%. Setelah itu, dilakukan pengukuran spekstroskopik yang membuktikan bahwa fullerena berbentuk bola. Nama Buckminsterfullerena diapakai untuk mengenang arsitek Geodesic dome, sedangkan nama linnya adalah BuckyBall. Kroto dan grupnya sendiri mendapatkan nobel dibidang kimia pada tahun 1996.
Sebetulnya Kroto bukanlah orang yang memprediksikan bahwa Fullerena berbentuk Bola, Tahun 1970, Eiji Oshawa, profesor di Toyohashi University, sudah mensimulasi bahwa C60 adalah sebuah senyawa karbon berbentuk bola yang stabil. Hal itu diawali ketika beliau menyintesis Corannulene (C20H20) yang berbentuk senyawa sepertiga bola. Namun sayangnya paper ilmiah Oshawa ditulis dalam bahasa Jepang sehingga tidak terdengar Gaungnya di eropa atau Amerika.
Aplikasi fullerena
Grup Smalley mengembangkan “Metal Inclusion”, yang memasukkan logam kedalam Fullerena. Hal ini dilakukan dengan asumsi, jika fullerena berbentuk bola, tentu ada ruang kosong didalamnya yang dapat dimasuki loga. Walaupun hal ini tidak dapat dijadikan bukti bahwa fullerena berbentuk bola, namun dari hasil percobaan menunjukkan bahwa logam dapat dimasukkan kedalam fullerena dengan cara menempatkan grafit yang sudah dilapisi Logam pada peralatan Cluster laser.
Hal yang menarik dari penelitian ini adalah membuat fullerena memiliki muatan. Fullerena akan mendapatkan elektron dari logam yang ada didalamnya sehingga bermuatan positif, sedangkan fullerenanya sendiri bermuatan negatif. Dengan demikian, akan didapatkan hasil seolah-olah seperti sebuah atom raksasa bermuatan positif didalamnya dan bermuatan negatif diluarnya. Atom raksasa ini kemudian disebut dengan superatom. Pada masa depan, jika tekhnologi sudah berkembang, fullerena dapat diisi dengan Logam-logam radioktif sisa bahan bakar nuklir. Selain itu, dapat dipakai juga untuk pengobatan kanker dengan memasukkan logam radioaktif dan menempatkan radioaktif tersebut pada daerah kanker saja.
Hal yang tak kalah menariknya adalah dengan membuat polimer fulleran yang diperkirakan akan memiliki sifat magnet. Asumsi itu didasarkan pada struktur fullerena yang membentuk struktur Face Centered Cubic (fcc). Dlam temperatur dan tegangan tinggi (6 Gpa, 1.025-1.050 K), bersamaan dengan berubah miringnya struktur fullerena ini akan terbentuk ikatan kovalen yang menyebabkan terjadinya polimer yang mirip dengan struktur grafit. Diatas ikatan kovalen yang terbentuk itulah elektron akan berputar yang menyebabkan munculnya sifat magnet. Sifat magnet ini dapat dimanfaatkan dalam dunia elektronika, contohnya memori komputer, sensor magnetik, ataupun dunia kedokteran.
Dalam nanoelektronik, fullerena memiliki keunggulan dalam sifat superkonduktornya. Seperti kita ketahui, superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki hambatan atau resistansi dibawah suatu nilai temperatur tertentu. Walaupun belum diaplikaiskan secara langsung, sifatnya sebagai superconduktor akan dapat digunakan secara luas dibidang elektronika. Efisiensinya yang mencapai 99% menyebabkan sanagt sedikit listrik yang terbuang menjadi panas. Kemampuan ini dapat dimanfaatkan sebagai transmisi listrik untuk mengganti transmisi kawat temabag bawah tanah seperti yang sedang direnacanakan Jepang dan Amerika.
Dalam dunia kedokteran, dengan sifat stabil dan nontoksiknya, fullerena dapat digunakan sebagai obat, salah satunya adalah obat antivirus HIV AIDS. “Bola” fullerena dengan sifat lipofilikinya ( mudah menyatu dalam lemak atau minyak) akan mudah masuk kedalam struktur protease yang menjadi tempat perkembangbiakan virus HIV AIDS. Dengan demikian, dia (penderita) bisa menahan laju pertumbuhan virus HIV AIDS. Cara ini sebetulnya dikhawatirkan akan mendapat hasil yang sama dengan saat mengguanakan obat anti HIV lain yang mengalami kegagalan disebabkan bentuk virus HIV yang berubah-ubah. Namun, dengan bentuknya yang tetap seperti bola, permukaan fullerena dapat dimodifikasi dengan berbagai macam fungsi yang diharapkan dapat menahan perkebangbiakan virus HIV tersebut. Dalam waktu dekat, sebuah perusahaan obat yang bertempat di Toronto, Kanada akan mengeluarkan obat ini yang berbasis pada fullerena.
Demikian beberapa aplikasi yang saat ini banyak menjadi perhatian para ahli dibidangnya masing-masing. Masih banyak hal-hal lain yang belum diketahui dari material yang saat inimenjadi primadona. Penelitian tentang fullerena ini akan terus berkembang, apalagi dengan makin banyak cara yang ditemukan untuk memproduksi Bola Fullerena dengan murah dan mudah.
So, fullerena give us many function in our live. Don't you??:D
BalasHapus