Rabu, Maret 09, 2011



Hidup di kota metropolitan seperti di Surabaya dan Jakarta, tidak semudah yang kita bayangkan. Disamping semua bangunan elit nan mewah, juga kemantapan financial yang ditawarkan ( yang menjadi daya tarik tersendiri pagi para perantau),kota metropolitan menyodorkan berbagai masalah bagi setiap penduduknya. Contohnya Kemacetan (Kemacetan Lalu lintas, yang dalam pembahasan ke depan akan disebut “Kemacatan” saja), kemacetan bukanlah masalah yang baru lagi di kota metropolitan. Para penduduk yang hidup di kota metropolitan menjumpai dan menghadapinya setiap hari, bahkan setiap saat.


Adapun penyebab kemacetan dikarenakan pertambahan kendaraan yang mengikuti deret ukur, sedangkan lebar jalan yang cenderung tetap. Kecelakaan juga merupakan penyebab terjadinya kemacetan. Dan penyebab lain adalah adanya instalasi fasilitas tertentu, seperti pemasangan kabel fiber optic dan semacamnya. Kerusakan pada permukaan jalan yang tidak pernah diperbaiki juga ikut andil dalam menciptakan kemacetan. Padahal, pemerintah Indonesia telah memungut pajak, baik dari program Jalan Tol maupun Pajak Kendaraan Bermotor. Tujuan dari adanya pajak tersebut untuk pemeliharaan jalan. Kenyataannya, kian hari jalanan semakin rusak dan tidak diperbaiki,kemacetanpun menjadi semakin parah.


Anggap saja pemerintah telah melakukan tindakan yang terbaik, dan kemacetan memang suatu masalah yang tidak dapat dihindari. Berarti, penduduklah yang harus memiliki siasat khusus untuk menghadapi kemacetan.

Bagi sebagian orang kemacetan adalah suatu permasalahan (permasalahan yang serius/bencana ), dan sering kali menimbulkan stress. Dikarenakan takut macet dan ingin tepat waktu, seseorang berangkat untuk bekerja, satu jam bahkan dua jam lebih awal, padahal apabila tidak terjadi macet perjalanan tersebut hanyalah 20 menit lamanya. (120-20)menit = 100 menit, 100 menit seserang berada di jalan. Seratus menit untuk berangkat kerja, 100 menit lagi untuk pulang kerja. Belum lagi, jika orang tersebut hendak pergi ke suatu tempat. Menurut beberapa survey, seseorang yang hidup di kota besar akan menghabiskan banyak waktunya di Jalan (hidup di jalan karena macet). Sehingga wajar memang jika angka stress di kota-kota besar itu tinggi.


Tidak jarang orang mengeluarkan kocek yang lebih hanya sekedar untuk menghilangkan stress yang diakibatkan kemacetan, kocek yang sebenarnya tidak perlu mereka keluarkan jika mereka mengetahui solusinya.

Perlu diketahui, kemacetan adalah bencana bagi orang yang belum mengetahui solusinya, sedangkan bagi mereka yang telah mengetahui solusinya, kemacetan adalah suatu anugerah yang tidak ternilai harganya. Solusi utama mengatasi tidak nyamannya macet bukan terleak pada dilebarkannya jalan, maupun diintensifkannya program jumlah kendaraan bermotor, tetapi solusinya terletak pada DIRI KITA SENDIRI.


Pemikiran kita lah yang dapat mengubah bencana tersebut menjadi suatu anugerah. Bagaimana caranya ? Berikut akan diuraikan solusi ampuh mengubah macet yang tadinya bencana menjadi anugerah.

Harus disadari bahwa kesibukan dan kepadatan aktifitas telah membuat diri seseorang lupa akan sesuatu. Yakni lupa untuk senantiasa beribadah dan mendekatkan diri pada penciptnya, ALLAH SWT. Padahal manusia diciptakan oleh Allah agar senantia beribadah kepada-Nya.

Lantas, apa hubungannya dengan macet?
Ketika seseorang dihadapkan pada kemacetan, bukankah hal tersebut adalah saat yang paling baik untuk berdzikir kepada ALLAH?
Bukankah, saat tersebut adalah saat yang paling tepat untuk bershalawat pada Rasulullah?
Ya, gunakan waktu macet yang cukup lama tersebut untuk berdzikir dan bershalawat. Disanalah letak anugerahnya, anugerah dari amcet. Karena dengan macet, seseorang dapat menumbuhkan ketenangan diri, serta dapat menggandakan keimanannya pada Allah.

Jadi mulailah dari sekarang ! Hafalkan ayat-ayat untuk berdzikir dan lafadzkan ketika anda sedang menghadapi situasi macet, Saya telah melakukannya, dan sejak saat itu saya tidak pernah lagi takut untuk mengahdapi macet.



0 Reactions:

Posting Komentar

Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Yuk Taaruf









Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Fisika ITS, sedang menggeluti Fiber Optik dan dunia pengembangan diri. Berusaha mengabdi dan memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

Blog ini adalah website pribadi Nur Abdillah Siddiq. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts

Yuk Baca !

Yuk Baca !