Selasa, April 05, 2011





Selama ini pengolahan buah nenas menjadi prioritas, sedangkan bagian tanaman lainnya menjadi limbah seperti daun nenas dan kulit buah nenas. Oleh karena itu, dilakukan penelitian tentang pemanfaatan daun nenas yang memiliki kandungan serat cukup tinggi. Nah, serat nanas ini dapat diolah menjadi benang yang merupakan bahan baku dalam industri tekstil. Berbagai jenis produk yang menggunakan bahan baku serat alam akhir-akhir ini makin digemari, termasuk kain dari serat daun nanas. Secara mikroskopi penampang membujur serat nanas dilihat dengan scanning elektron mikroskop, permukaannya tediri atas fibril–fibril dan dengan sinar X menunjukkan bahwa serat nanas mempunyai derajat kristalinitas yang tinggi dengan sudut spiral kira-kira 15o. Pada daerah kristalin molekul-molekulnya tersusun lebih kuat/kencang dengan ikatan hidrogen dan gaya van der waals, sehingga serat nanas mempunyai kekuatan yang relatif tinggi. Kekakuan lentur atau Flexural rigidity dan torsional rigidity serat relatif lebih tinggi dibanding kapas. Hal ini menyebabkan serat mempunyai ketahanan yang besar untuk digintir (twist), sehingga serat cenderung tidak segera tergintir pada saat proses penggintiran selesai. Oleh karena itu serat cenderung kaku dan agak sulit untuk mendapatkan serat yang kompak seperti yang dikehendaki. Sifat porous dan menggelembung (swelling) pada serat nanas menunjukkan adanya sifat daya absorbsi lembab dan kemampuan untuk dicelup.

Manfaat dari kegiatan pengembangan dan penerapan material komposit berbasis bahan serat alam adalah:

1. Untuk pengembangan potensi pemanfaatan serat alam yang tersedia berlimpah di Indonesia sebagai hasil aktifitas pertanian, melalui penelitian karakterisasi material dan teknologi pemrosesan produk komposit ramah lingkungan yang bernilai ekonomis.

2. Dapat memenuhi kebutuhan industri yang berkembang di masyarakat, melihat ketersediaan di alam yang cukup besar dan biaya bahan yang jauh lebih murah. Produk yang dihasilkan dapat lebih ringan dan membutuhkan konsumsi energi yang rendah, sehingga dapat menurunkan biaya produksi selain upaya meningkatkan nilai tambah produk lokal.

3. Peningkatan kemampuan rancang bangun dan manufaktur material komposit berbasis bahan serat alam untuk menunjang pembangunan industri dan kemandirian bangsa, khususnya dalam penguasaan teknologi material.

Kain dari serat nanas sudah mulai dikenal di masyarakat. Serat nanas diperoleh dengan mengerik daun nanas secara manual menggunakan piring atau sendok satu arah. Setelah itu, keluar seratnya yang menyerupai benang. Kemudian dikeringkan sampai membentuk benang yang siap disambung satu persatu. Lalu, sambungan benang tadi digulung pada tempat benang (burtal). Nah, benang yang ada di burtal itu siap untuk ditenun sebagai bahan sandang.



Fasilitas copy, ctrl + a, ctrl + c, dan klik kanan telah dimatikan (disable),
apabila hendak menyalin dan mendapatkan postingan ini
silahkan mendownload



Fullerena



0 Reactions:

Posting Komentar

Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Yuk Taaruf









Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Fisika ITS, sedang menggeluti Fiber Optik dan dunia pengembangan diri. Berusaha mengabdi dan memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

Blog ini adalah website pribadi Nur Abdillah Siddiq. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts

Yuk Baca !

Yuk Baca !