Rabu, Desember 12, 2012

Aku ingin menjadi kembang di taman, 
Bukan menjadi kembang di jalanan. 
Aku ingin menjadi kembang di taman, 
Yang selalu terjaga dari debu jalanan. 
Aku ingin menjadi kembang di taman, 
 Agar tak mudah dihinggapi kumbang-kumbang jalanan.
Mewangi, menjadikan aku tetap terlindungi. 
Menjadi kembang yang selalu terjaga, 
Menjadi kembang yang selalu mempesona.
Dalam keanggunan menjaga fitrah, 
Dalam kemuliaan menjaga kesucian. 
Aku tak mau didekati kumbang-kumbang yang cuma mau menghisap madu, 
Setelah itu pergi berlalu. 
Aku tak mau dibuai rayuan-rayuan palsunya. 
Yang begitu merdu didengar, yang begitu indah di angan,  Padahal kenyataannya begitu pahit di rasa.
Jangan ajak aku pacaran,  karena cinta demikian bukanlah hubungan yang dihalalkan.
Jangan ajak aku pacaran,  karena pacaran begitu dekat dengan kemaksiatan.   Jangan ajak aku pacaran,  karena aku tak mau kehormatanku tergadaikan.   Jangan ajak aku pacaran,  karena aku dibalik keindahannya justru akan membutakan.   Jangan ajak aku pacaran,  karena aku ingin menjaga kesucian.  Dan jangan ajak aku pacaran,  karena aku takut buaiannya melunturkan cintaku kepada-Nya.  Jangan katakan aku sok alim, jangan katakan aku sok suci.  Akan tetapi, aku hanya ingin tetap menjaga diri,  Aku hanya ingin tetap menahan diri,  Aku hanya ingin patuh kepada Ilahi.
Telah kutetapkan dalam hati. 
Hanya imamku yang boleh memacari nanti. 
Setelah tertambat dalam ikatan suci. 
Karena aku yakin sekali. 
Pacaran setelah menikah itu akan berbuah kebahagiaan abadi.
Pernikahan adalah ikatan yang sesungguhnya


Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Teknik Fisika ITS, sedang menggeluti NanoTeknologi dan dunia pengembangan diri.Memiliki misi besar untuk menjadi insan yang memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih). Bagi yang ingin melakukan konsultasi mengenai pengembangan diri menuju legenda pribadi, dapat menghubungi via email Siddiq.tf@gmail.com atau no.hp 087750118140.

Related Posts:

  • Bukan Aku (yang melakukannya)"MasalalumuDerita BagikuKebebasanmu dahuluKetidak adilan bagiku"Teriris Belati Hati yang melepuhMeletup-letup memancar sakit yang mendalamTak bisa terbendungAku bersimbah Air mataPenyiksaan itu tak hadir sesekaliTerkadang ber… Read More
  • KematianDipuncak bukit yang berlereng Angin yang semilir bertalu-talu Aku termenung menanti bergantinya hari Dimana malam akan ditindih pagi Dan tak ada lagi suara tangisan bayi suci Kegelapan telah sirna Tergantikan benderangnya ma… Read More
  • Kemarahan HatiInilah kemarahan hati yang terpendamDidera penyesalan, kekecewaaan, dan keputus-asaan,Meraung, menangis, merintih, bersimbah darahAjal menanti tak kunjung kau cabut nyawakuHingga derita menyesakkan dadaMusnah segala angan dan… Read More
  • HilangBukan aku yang merebutnyaBukan aku yang merasakannyaBukan aku yang menerima dampaknyaBukan aku yang melakukannyaBukan aku yang melakukannyaBukan aku yang menodainyaHilang. . . . .Berusaha untuk merebutNamun hilangKutak bisa m… Read More
  • KompleksDibuat puisi iniBukan untuk membuat mereka terpesonaBukan untuk mengkrtitisi orangBukan untuk melawan lalimnya penguasaAtau hendak memprotes ketidak puasanTapi karena “KEWAJIBAN”Dan kerinduan yang mendalamDeret kata yang tak … Read More

0 Reactions:

Posting Komentar

Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Yuk Taaruf









Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Fisika ITS, sedang menggeluti Fiber Optik dan dunia pengembangan diri. Berusaha mengabdi dan memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

Blog ini adalah website pribadi Nur Abdillah Siddiq. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts

Yuk Baca !

Yuk Baca !