Sebagai sebuah negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi transportasi laut yang sangat besar. Kapal-kapal besar sampai tradisional tidak hanya menjadi moda transportasi, tetapi juga berperan sebagai pemersatu NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Oleh karena itu, pemerintah sangat mendukung industri galangan kapal yang menyokong kebutuhan transportasi laut yang sangat tinggi. Hal ini terbukti dengan pesanan Kementerian Perhubungan yang memesan 7 unit kapal perintis senilai Rp. 292 miliar kepada industri nasional yang bergerak dalam bidang perkapalan (Transmedia, 2012).
Industri galangan kapal Indonesia dengan perputaran uang untuk transportasi laut sebesar Rp. 50,7 trilyun per tahun, seharusnya menjadi galangan yang tangguh, modern, dan sumber devisa Indonesia. Angka sebesar itu akan lebih besar lagi apabila potensi laut yang berupa kekayaan perikanan, sumber daya alam dan pariwisata laut; jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa; posisi strategis Indonesia di antara dua benua, dua samudra serta lalu lintas perdagangan dunia diberdayakan secara optimal (Angger, 2005).
Pemerintah mematok pertumbuhan Industri galangan kapal Indonesia bisa tumbuh 15% pada tahun 2012 (I Wayan Yoga, 2012). Data Kementerian Perindustrian menyebutkan, saat ini ada 250 galangan kapal yang sebagian besar adalah galangan kapal dalam skala kecil dan 4 buah galangan kapal milik pemerintah yaitu : PT Dok & Perkapal Kodja Bahari, PT PAL Indonesia, PT Dok dan Perkapalan Surabaya dan PT Industri Kapal Indonesia. Perusahaan galangan dalam negeri yang berjumlah 250 tersebut tersebar di Indonesia, 37% berada di pulau Jawa, 26% di Sumatra, 25% di Kalimantan dan 12% berada di kawasan timur Indonesia, dengan kapasitas pembangunan kapal terpasang sebesar 140.000 GT per tahun. Namun demikian rata-rata produksi kapal per tahun sebesar 85.000 GT sedangkan rata-rata reparasi kapal baru mencapai 65.000 GT per tahun (Aulia, 2008).
Padahal sebenarnya potensi pasar galangan kapal dalam negeri sangatlah besar. Hal ini salah satunya dapat dilihat dari tingginya kebutuhan angkutan perdagangan internasional dan antar pulau yang mencapai volume 400 juta ton per tahun. Namun demikian hanya 18,08% yang menggunakan kapal berbendera Indonesia. Hal ini terjadi karena ketidakmampuan perusahaan pelayaran nasional untuk membeli armada kapal dari galangan kapal dalam negeri (Aulia, 2008).
Total investasi di sektor industri kapal ini mencapai 1.426 juta US Dollar (setara dengan 14,26 triliun rupiah) dengan menyerap tenaga kerja sebesar 35.000 tenaga kerja (Aulia, 2008).
Kondisi terkini, terdapat tidak kurang dari 10.500 kapal barang dan angkutan manusia yang beredar di laut Indonesia. Jumlah itu belum termasuk kapal yang dimiliki oleh para nelayan. Kapal yang berjumlah 10.500 unit tersebut nantinya harus melakukan doking tiap 18-20 bulan sekali untuk pemeliharaan dan perbaikan, sehingga hal tersebut menjadikan peluang pasar tetap untuk pemeliharaan dan perbaikan (Transmedia, 2012). Dengan demikian, Indonesia mendapat nilai lebih ekonominya. Selain memberikan manfaat dari proses docking tersebut, akan ada peningkatan pada beban dasar untuk menggerakan industri komponen kapal di Indonesia. Ini akan meningkatkan beban dasar demi untuk menggerakan industri komponen kapal di Indonesia
Sumber :
- Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
- Kementerian Koorninator Bidang Perekonomian. 2011. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia. Jakarta : Kementerian Koorninator Bidang Perekonomian
- Angger Pancasagung. 2005. Strategi Pengembangan Bisnis Galangan Kapal (Studi Kasus Galangan Kapal PT. Jasa Marina Indah) Jakarta. Institut Pertanian Bogor.
- Kementerian Perhubungan RI. 2012. Transmedia Majalah Kementerian Perhubungan. Edisi 11. Jakarta : Kementerian Perhubungan RI.
- Aulia Windyardani. 2008. Prospek Industri Galangan Kapal Dalam Negeri Guna Menghadapi Persaingan Global. Jurnal Teknik : Vol. 29 No. 1 Tahun2008, ISSN0852-1697.
- Putu Nopa G. 2012. Benua Maritim Indonesia. Tugas Budaya Maritim.
- Sahala Hutabarat. 2010. “Marine Policy: Pendekatan Kebijakan Pembangunan Nasional Berbasis Maritim”. Seminar Nasional “Membangun Negara Maritim dalam Perspektif Ekonomi, Sosial Budaya, Politik dan Pertahanan”. Jakarta, 7 Oktober 2010.
- Angga Alia. 2008. Krakatau Steel Suply Baja 25.000 ton tip tahun ke PT. PAL. http://finance.detik.com/read/2008/12/22/170130/1057852/4/krakatau-steel-suplai-baja-25000-ton-tiap-tahun-ke-pt-pal. Diakses pada tanggal 2 April 2013, pukul 20.48 WIB.
Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Teknik Fisika ITS, sedang menggeluti NanoTeknologi dan dunia pengembangan diri.Memiliki misi besar untuk menjadi insan yang memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih). Bagi yang ingin melakukan konsultasi mengenai pengembangan diri menuju legenda pribadi, dapat menghubungi via email Siddiq.tf@gmail.com atau no.hp 087750118140.
semoga potensi industri galangan kapal di batam ini ikut menular ke daerah lainnya diseluruh Indonesia ya min.
BalasHapusamiiin, semoga! maju terus maritim Indonesia, Indonesia adalah negara maritim!
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussalam bagus gan info galangan kapalnya, saya mau sharing galangan kapal
BalasHapus<a href="https://jualkapallautbaru.blogspot.co.id/2018/03/produsen-kapal-laut.html</a>saya</a>
https://jualkapallautbaru.blogspot.co.id/2018/03/produsen-kapal-laut.html
BalasHapusMenjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller dan waste water treatment,STP oli industri defoamer anti busa ,anti kerak dll.untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
BalasHapusWA=081310849918
Terima kasih