Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer yang membaurkan moral dan norma, juga bentuk-bentuk Interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias.
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
Sebagaimana telah kita ketahui, era globalisasi ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi komunikasi, transportasi dan informasi yang sedemikian cepat. Kemajuan di bidang ini membuat segala kejadian di negeri yang jauh bahkan di benua yang lain dapat kita ketahui saat itu juga, ruang dan waktu menjadi semakin dekat, dunia seakan-akan sempit. Sementara jarak tempuh yang sedemikian jauh dapat dijangkau dalam waktu yang singkat sehingga dunia ini menjadi seperti sebuah kampung yang kecil, segala sesuatu yang terjadi bisa diketahui dan tempat tertentu bisa dicapai dalam waktu yang amat singkat.
Sulit rasanya meletakkan proses perubahan sosial, budaya dan politik dewasa ini lepas dari perkembangan dinamika global. Kemajuan teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi memberi pengaruh luas dalam kehidupan sehari-hari, bahkan merombak sistem sosial. Globalisasi budaya berpengaruh pada penciptaan kultur yang homogen yang mengarah pada penyeragaman selera, konsumsi, gaya hidup, nilai, identitas, dan kepentingan individu. Sehingga juga mencampuradukkan nilai moral. Sebagai produk modernitas, globalisasi tidak hanya memperkenalkan masyarakat di pelosok dunia akan kemajuan dan kecanggihan sains dan teknologi serta prestasi lain seperti instrumen dan institusi modern hasil capaian peradaban Barat Kafir sebagai dimensi institusional modernitas, tetapi juga memperkenalkan dimensi budaya modernitas, seperti nilai-nilai kehidupan hedonisme, sopan santun yang rendah, adat istiadat negatif, dan pola hidup insan manusia yang ingin serba praktis.
Dalam hubungannya dengan Agama, globalisasi merombak nilai-nilai agama baik dari segi moral, keimanan, dan gaya hidup setiap insan. Dari segi moral, Globalisasi membawa kebudayaan barat kafir yang sangat bertentangan dengan budaya Muslim masyarakat Indonesia seperti Kumpul Kebo, Pacaran di Kalangan Remaja, dan tidak adanya rasa penghormatan untuk kaum yang lebih tua. Dalam segi keimanan, tentu saja globalisasi mengikis keimanan seseorang, perlahan tapi pasti segi keimanan seseorang akan dikikis sehingga akhirnya tidak bersisa sama sekali rasa keimanannya. Globalisasi menyebabkan inovasi-inovasi baru sehingga kehidupan duniawi menjadi semakin indah dan tidak heran apabila dapat menimbulkan kecintaan terhadap dunia pada diri seseorang.
Dari segi pola hidup, setiap insan yang dipengaruhi oleh era globalisasi cenderung bersikap hedonisme. Pengertian hedonisme sendiri adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan hidup Para penganut hedonisme memiliki prinsip untuk menikmati dan bersenang-sengang selama hidup karena hidup hanyalah sekali. Tentu saja ini sangat bertentangan dengan firman Allah dalam Ayat Suci Al-Quran.
Itu (dunia) hanyalah kesenangan sementara, Kemudian tempat tinggal mereka ialah jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya. (Ali Imran Ayat 197)
Jelas agama Islam sangat melarang kesenangan yang berlebih-lebihan dalam hidup, karena hidup hanyalah kesenangan sementara. Kita hanyalah sementara singgah di dunia bagaikan seorang musafir yang berhenti untuk meminum air, karena kehidpan kita yang kekal adalah diakhirat kelak. Manusia hidup didunia untuk beribadah pada Allah bukan malah mengingkai adanya Allah dengan jalan hidup melampaui batas.
Proses globalisasi ini memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan nilai-nilai agama. Realitas ini mendapat respon yang cukup beragam dari kalangan pemikir dan aktivis agama termasuk para kyai dan ulama terkemuka. Agama sebagai sebuah pandangan yang terdiri dari berbagai prinsip hidup dan nilai memberikan pengaruh yang besar bagi masyarakat. Terutama masyarakat madani yang memiliki kesadaran tinggi akan nilai agama.
Hal ini diakui oleh para pemikir, antara lain Robert N. Bellah dan Jose Casanova, mereka mengakui pentingnya peran agama dalam kehidupan sosial politik masyarakat global atau dunia. Dalam konteks ini agama memainkan peranan yang penting di dalam proses globalisasi. Agama bukan hanya pelengkap tetapi menjadi salah satu komponen penting yang cukup berpengaruh di dalam berbagai proses globalisasi. Karena begitu pentingnya peran agama dalam kehidupan masyarakat, maka perlu kiranya kita memahami sejauh mana posisi agama di dalam merespon berbagai persoalan kemasyarakatan.
.
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
Sebagaimana telah kita ketahui, era globalisasi ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi komunikasi, transportasi dan informasi yang sedemikian cepat. Kemajuan di bidang ini membuat segala kejadian di negeri yang jauh bahkan di benua yang lain dapat kita ketahui saat itu juga, ruang dan waktu menjadi semakin dekat, dunia seakan-akan sempit. Sementara jarak tempuh yang sedemikian jauh dapat dijangkau dalam waktu yang singkat sehingga dunia ini menjadi seperti sebuah kampung yang kecil, segala sesuatu yang terjadi bisa diketahui dan tempat tertentu bisa dicapai dalam waktu yang amat singkat.
Sulit rasanya meletakkan proses perubahan sosial, budaya dan politik dewasa ini lepas dari perkembangan dinamika global. Kemajuan teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi memberi pengaruh luas dalam kehidupan sehari-hari, bahkan merombak sistem sosial. Globalisasi budaya berpengaruh pada penciptaan kultur yang homogen yang mengarah pada penyeragaman selera, konsumsi, gaya hidup, nilai, identitas, dan kepentingan individu. Sehingga juga mencampuradukkan nilai moral. Sebagai produk modernitas, globalisasi tidak hanya memperkenalkan masyarakat di pelosok dunia akan kemajuan dan kecanggihan sains dan teknologi serta prestasi lain seperti instrumen dan institusi modern hasil capaian peradaban Barat Kafir sebagai dimensi institusional modernitas, tetapi juga memperkenalkan dimensi budaya modernitas, seperti nilai-nilai kehidupan hedonisme, sopan santun yang rendah, adat istiadat negatif, dan pola hidup insan manusia yang ingin serba praktis.
Dalam hubungannya dengan Agama, globalisasi merombak nilai-nilai agama baik dari segi moral, keimanan, dan gaya hidup setiap insan. Dari segi moral, Globalisasi membawa kebudayaan barat kafir yang sangat bertentangan dengan budaya Muslim masyarakat Indonesia seperti Kumpul Kebo, Pacaran di Kalangan Remaja, dan tidak adanya rasa penghormatan untuk kaum yang lebih tua. Dalam segi keimanan, tentu saja globalisasi mengikis keimanan seseorang, perlahan tapi pasti segi keimanan seseorang akan dikikis sehingga akhirnya tidak bersisa sama sekali rasa keimanannya. Globalisasi menyebabkan inovasi-inovasi baru sehingga kehidupan duniawi menjadi semakin indah dan tidak heran apabila dapat menimbulkan kecintaan terhadap dunia pada diri seseorang.
Dari segi pola hidup, setiap insan yang dipengaruhi oleh era globalisasi cenderung bersikap hedonisme. Pengertian hedonisme sendiri adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan hidup Para penganut hedonisme memiliki prinsip untuk menikmati dan bersenang-sengang selama hidup karena hidup hanyalah sekali. Tentu saja ini sangat bertentangan dengan firman Allah dalam Ayat Suci Al-Quran.
Itu (dunia) hanyalah kesenangan sementara, Kemudian tempat tinggal mereka ialah jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya. (Ali Imran Ayat 197)
Jelas agama Islam sangat melarang kesenangan yang berlebih-lebihan dalam hidup, karena hidup hanyalah kesenangan sementara. Kita hanyalah sementara singgah di dunia bagaikan seorang musafir yang berhenti untuk meminum air, karena kehidpan kita yang kekal adalah diakhirat kelak. Manusia hidup didunia untuk beribadah pada Allah bukan malah mengingkai adanya Allah dengan jalan hidup melampaui batas.
Proses globalisasi ini memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan nilai-nilai agama. Realitas ini mendapat respon yang cukup beragam dari kalangan pemikir dan aktivis agama termasuk para kyai dan ulama terkemuka. Agama sebagai sebuah pandangan yang terdiri dari berbagai prinsip hidup dan nilai memberikan pengaruh yang besar bagi masyarakat. Terutama masyarakat madani yang memiliki kesadaran tinggi akan nilai agama.
Hal ini diakui oleh para pemikir, antara lain Robert N. Bellah dan Jose Casanova, mereka mengakui pentingnya peran agama dalam kehidupan sosial politik masyarakat global atau dunia. Dalam konteks ini agama memainkan peranan yang penting di dalam proses globalisasi. Agama bukan hanya pelengkap tetapi menjadi salah satu komponen penting yang cukup berpengaruh di dalam berbagai proses globalisasi. Karena begitu pentingnya peran agama dalam kehidupan masyarakat, maka perlu kiranya kita memahami sejauh mana posisi agama di dalam merespon berbagai persoalan kemasyarakatan.
Fasilitas copy, ctrl + a, ctrl + c, dan klik kanan telah dimatikan (disable),
apabila hendak menyalin dan mendapatkan postingan ini
silahkan mendownload
.
0 Reactions:
Posting Komentar
Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.