ENAM tahun setelah kelahiran domba Dolly, di tengah perdebatan boleh tidaknya kloning dilakukan, Clonaid-sebuah perusahaan kloning berbasis di Bahama- mengklaim keberhasilannya mengkloning manusia. Dalam konferensi pers hari Jumat (27/12) di Hollywood, Florida, Direktur Ilmu Pengetahuan Clonaid Brigitte Boisselier menyatakan, bayi hasil kloning itu lahir lewat operasi caesar pukul 11.55 hari Kamis lalu di tempat yang dirahasiakan.
Bayi berberat sekitar 3.500 gram berjenis kelamin perempuan yang diberi sebutan Eve itu, kini dalam kondisi sehat. Bayi itu merupakan kloning dari seorang wanita Amerika Serikat (AS) berusia 31 tahun yang pasangannya infertil.
Para ilmuwan bersikap skeptis mengenai klaim itu. Termasuk Dr Robert Lanza, Kepala Pengembangan Medis dan Ilmu Pengetahuan Advanced Cell Technologies, perusahaan riset genetik yang akhir tahun lalu mengumumkan keberhasilannya melakukan kloning terapeutik.
Menurut Lanza, Clonaid sama sekali tidak mempunyai track record di bidang kloning dan belum pernah mempublikasi satu pun makalah mengenai kloning.
Komentar serupa datang dari Dr Panos Zavos, ilmuwan yang juga berupaya mengkloning manusia. "Boisselier gagal membuktikan klaimnya. Tidak ada kejadian, tidak ada bukti maupun pertanda, yang ada hanya omongan," ucapnya pedas.
Sejauh ini Zavos, mantan guru besar Universitas Kentucky, baru berhasil membuat embrio manusia. Menurut Zavos, saat ini tak kurang dari lima kelompok ilmuwan di seluruh dunia berusaha keras mengkloning manusia.
Ahli fertilitas dari Italia, Dr Severino Antinori, yang awal Desember lalu mengumumkan bayi hasil kloningnya akan lahir bulan Januari tahun depan juga berpendapat, pengumuman Clonaid tidak didukung bukti kuat, sehingga berpotensi membingungkan masyarakat.
Tekad mengkloning manusia pernah ditegaskan Boisselier, Zavos, dan Antinori awal Agustus 2001 dalam simposium yang diselenggarakan National Academy of Sciences di Washington, AS.
DALAM konferensi pers itu Clonaid memang hanya mengumumkan secara verbal, tanpa menunjukkan bukti berupa foto bayi, nama orangtua, ataupun keberadaan mereka.
Clonaid juga mengklaim empat pasangan lain sedang menanti kelahiran bayi kloning Februari mendatang. Sebelumnya ada 10 pasangan yang berhasil hamil, namun lima pasangan lain keguguran. Saat ini ada 20 perempuan anggota Raelian menunggu giliran untuk implantasi embrio hasil kloning.
Dalam upaya membuktikan klaimnya, Boisselier meminta bantuan Michael Guillen, seorang wartawan freelance, mantan editor sains ABC News yang merupakan ahli matematika dari Universitas Harvard.
Menurut Guillen, ia telah memilih seorang ahli untuk mengambil contoh DNA dari bayi dan ibunya. Contoh DNA itu akan diperiksa oleh dua laboratorium independen kelas dunia. Sejumlah ahli lain akan meneliti kecocokan dari hasil tes contoh DNA itu. Guillen menjanjikan hasilnya bisa didapat satu minggu sampai 10 hari mendatang.
Pemeriksaan DNA dilakukan karena kloning dibuat dengan cara menyisipkan inti sel orang dewasa, misalnya sel kulit, ke sel telur donor yang telah dibuang inti selnya. Sel telur yang telah disisipi inti sel itu kemudian distimulasi agar berkembang menjadi embrio. Selanjutnya embrio dimasukkan ke rahim perempuan agar berkembang menjadi janin.
Jika inti sel dan sel telur berasal dari satu orang kecocokan DNA akan 100 persen. Sedang jika dari orang berlainan, kecocokan DNA dengan pemilik inti sel sekitar 90 persen.
Hal lain yang menyebabkan keraguan para ilmuwan terhadap klaim Clonaid, meski banyak binatang telah dikloning, sejauh ini belum ada yang berhasil mengkloning simpanse atau primata lain yang mirip manusia.
Untuk menggambarkan tingkat kesulitannya, menurut ahli kloning dari Universitas Missouri Dr Randall Prather, keberhasilan kloning pada binatang hanya berkisar satu sampai lima persen.
SELAIN sikap skeptis dan sinis para ilmuwan, pengumuman Clonaid juga mengundang cercaan dari kelompok agama dan Gedung Putih. "Kloning manusia merupakan penyimpangan. Hal itu tidak menghormati kehidupan dan harus dicegah," ujar Ketua Koalisi Kristen Amerika Roberta Combs.
Juru bicara Gedung Putih Claire Buchan menyatakan, Presiden Bush sebagaimana sebagian besar penduduk Amerika berpendapat bahwa kloning manusia bisa menimbulkan kekacauan. Karenanya Bush mendukung undang-undang yang melarang kloning manusia.
Meski kloning terhadap binatang terus dikembangkan oleh para peneliti di pelbagai pusat dunia, tidak banyak ilmuwan yang setuju upaya kloning manusia. Pasalnya, sejauh ini kloning terhadap binatang masih banyak masalah. Binatang hasil kloning kebanyakan mati tak lama setelah dilahirkan dengan pelbagai masalah medis, seperti cacat pada paru maupun sistem kekebalan tubuh.
Domba Dolly pun yang berhasil hidup relatif lama dan diklon ulang tak lepas dari gangguan kesehatan antara lain arthritis.
Clonaid yang berdiri tahun 1997 dimiliki oleh sekte Raelian. Sekte keagamaan itu dipimpin mantan wartawan Perancis Claude Vorilhon yang mentahbiskan dirinya sebagai nabi bernama Rael dan berkeyakinan dirinya merupakan keturunan makhluk luar angkasa yang menciptakan kehidupan manusia di Bumi lewat rekayasa genetika.
Rael sesumbar, kloning hanya merupakan langkah awal yang tidak begitu penting. Tujuan utamanya adalah memberikan keabadian hidup manusia lewat kloning. Yaitu, mengembangkan manusia hasil kloning tempat manusia bisa mentransfer otaknya.
Dengan latar belakang Clonaid dan pendirinya, boleh jadi keraguan atas kelahiran manusia kloning memang beralasan. Kerana memang diberbagai negara, kloning dilarang keras karena melanggar Moral dan Etika.
Bayi berberat sekitar 3.500 gram berjenis kelamin perempuan yang diberi sebutan Eve itu, kini dalam kondisi sehat. Bayi itu merupakan kloning dari seorang wanita Amerika Serikat (AS) berusia 31 tahun yang pasangannya infertil.
Para ilmuwan bersikap skeptis mengenai klaim itu. Termasuk Dr Robert Lanza, Kepala Pengembangan Medis dan Ilmu Pengetahuan Advanced Cell Technologies, perusahaan riset genetik yang akhir tahun lalu mengumumkan keberhasilannya melakukan kloning terapeutik.
Menurut Lanza, Clonaid sama sekali tidak mempunyai track record di bidang kloning dan belum pernah mempublikasi satu pun makalah mengenai kloning.
Komentar serupa datang dari Dr Panos Zavos, ilmuwan yang juga berupaya mengkloning manusia. "Boisselier gagal membuktikan klaimnya. Tidak ada kejadian, tidak ada bukti maupun pertanda, yang ada hanya omongan," ucapnya pedas.
Sejauh ini Zavos, mantan guru besar Universitas Kentucky, baru berhasil membuat embrio manusia. Menurut Zavos, saat ini tak kurang dari lima kelompok ilmuwan di seluruh dunia berusaha keras mengkloning manusia.
Ahli fertilitas dari Italia, Dr Severino Antinori, yang awal Desember lalu mengumumkan bayi hasil kloningnya akan lahir bulan Januari tahun depan juga berpendapat, pengumuman Clonaid tidak didukung bukti kuat, sehingga berpotensi membingungkan masyarakat.
Tekad mengkloning manusia pernah ditegaskan Boisselier, Zavos, dan Antinori awal Agustus 2001 dalam simposium yang diselenggarakan National Academy of Sciences di Washington, AS.
DALAM konferensi pers itu Clonaid memang hanya mengumumkan secara verbal, tanpa menunjukkan bukti berupa foto bayi, nama orangtua, ataupun keberadaan mereka.
Clonaid juga mengklaim empat pasangan lain sedang menanti kelahiran bayi kloning Februari mendatang. Sebelumnya ada 10 pasangan yang berhasil hamil, namun lima pasangan lain keguguran. Saat ini ada 20 perempuan anggota Raelian menunggu giliran untuk implantasi embrio hasil kloning.
Dalam upaya membuktikan klaimnya, Boisselier meminta bantuan Michael Guillen, seorang wartawan freelance, mantan editor sains ABC News yang merupakan ahli matematika dari Universitas Harvard.
Menurut Guillen, ia telah memilih seorang ahli untuk mengambil contoh DNA dari bayi dan ibunya. Contoh DNA itu akan diperiksa oleh dua laboratorium independen kelas dunia. Sejumlah ahli lain akan meneliti kecocokan dari hasil tes contoh DNA itu. Guillen menjanjikan hasilnya bisa didapat satu minggu sampai 10 hari mendatang.
Pemeriksaan DNA dilakukan karena kloning dibuat dengan cara menyisipkan inti sel orang dewasa, misalnya sel kulit, ke sel telur donor yang telah dibuang inti selnya. Sel telur yang telah disisipi inti sel itu kemudian distimulasi agar berkembang menjadi embrio. Selanjutnya embrio dimasukkan ke rahim perempuan agar berkembang menjadi janin.
Jika inti sel dan sel telur berasal dari satu orang kecocokan DNA akan 100 persen. Sedang jika dari orang berlainan, kecocokan DNA dengan pemilik inti sel sekitar 90 persen.
Hal lain yang menyebabkan keraguan para ilmuwan terhadap klaim Clonaid, meski banyak binatang telah dikloning, sejauh ini belum ada yang berhasil mengkloning simpanse atau primata lain yang mirip manusia.
Untuk menggambarkan tingkat kesulitannya, menurut ahli kloning dari Universitas Missouri Dr Randall Prather, keberhasilan kloning pada binatang hanya berkisar satu sampai lima persen.
SELAIN sikap skeptis dan sinis para ilmuwan, pengumuman Clonaid juga mengundang cercaan dari kelompok agama dan Gedung Putih. "Kloning manusia merupakan penyimpangan. Hal itu tidak menghormati kehidupan dan harus dicegah," ujar Ketua Koalisi Kristen Amerika Roberta Combs.
Juru bicara Gedung Putih Claire Buchan menyatakan, Presiden Bush sebagaimana sebagian besar penduduk Amerika berpendapat bahwa kloning manusia bisa menimbulkan kekacauan. Karenanya Bush mendukung undang-undang yang melarang kloning manusia.
Meski kloning terhadap binatang terus dikembangkan oleh para peneliti di pelbagai pusat dunia, tidak banyak ilmuwan yang setuju upaya kloning manusia. Pasalnya, sejauh ini kloning terhadap binatang masih banyak masalah. Binatang hasil kloning kebanyakan mati tak lama setelah dilahirkan dengan pelbagai masalah medis, seperti cacat pada paru maupun sistem kekebalan tubuh.
Domba Dolly pun yang berhasil hidup relatif lama dan diklon ulang tak lepas dari gangguan kesehatan antara lain arthritis.
Clonaid yang berdiri tahun 1997 dimiliki oleh sekte Raelian. Sekte keagamaan itu dipimpin mantan wartawan Perancis Claude Vorilhon yang mentahbiskan dirinya sebagai nabi bernama Rael dan berkeyakinan dirinya merupakan keturunan makhluk luar angkasa yang menciptakan kehidupan manusia di Bumi lewat rekayasa genetika.
Rael sesumbar, kloning hanya merupakan langkah awal yang tidak begitu penting. Tujuan utamanya adalah memberikan keabadian hidup manusia lewat kloning. Yaitu, mengembangkan manusia hasil kloning tempat manusia bisa mentransfer otaknya.
Dengan latar belakang Clonaid dan pendirinya, boleh jadi keraguan atas kelahiran manusia kloning memang beralasan. Kerana memang diberbagai negara, kloning dilarang keras karena melanggar Moral dan Etika.
0 Reactions:
Posting Komentar
Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.