Teori Abiogenesis dipelopori oleh Aristoteles (384-322 SM), seorang ahli filsafat Yunani Ia berpendapat bahwa makhluk hidupberasal dari benda mati dan terjadi secara spontan atau terbentuk dengan sendirinya (generatio spontanea).
Sekitar tahun1620, Jan Babtise Helmont, seorang ahli kimia Belgia (sekaligus alkemis), memberikan resep untuk membuat tikus:
Jika Anda memasukkan pakaian dalam yang penuh keringat bersama gandum ke dalam stoples bermulut terbuka, maka setelah 21 hari baunya akan berubah dan peragian itu akan terjadi pada pakaian dalam, menembus sekam gandum, dan mengubah gandumnya menjadi tikus. Namun yang luar biasa adalah bahwa tikus dengan jenis kelamin yang berbeda muncul (dari gandum) dan berhasil berkembang biak, dan tikus itu dilahirkan secara normal oleh induknya. Dan yang lebih luar biasa lagi, tikus yang muncul dari gandum bukan tikus kecil, melainkan tikus dewasa.
Teori bahwa makhluk hidup multiselular yang kompleks bisa muncul secara langsung dari benda mati sering kali disebut penciptaan spontan (abiogenesis), meski beberapa pelawak menyebutnya “dari kayu lahirlah katak”. Sebelum kita menganggap lucu sekali gagasan 400 tahun lalu itu, kita harus berhenti sesaat untuk melihat bahwa pikiran kita akan terlihat sama tololnya 400 tahun lagi.
Pada pertengahan abad ke 17, Antoni van Leeuwehoek (1692-1723) yang berkebangsaan Belanda, menemukan alat percobaan baru yang lebih kuat : Mikroskop. Ini adalah anugerah besar. Tidak hanya karena mikroskop sangat berguna untuk pengamatan biologis, tetapi juga mengobarkan kembali teori penciptaan spontan karena “makhluk-makhluk kecil” yang terlihat di mikroskop tampaknya terjadi secara spontan. Melalui mikroskopnya sendiri, ia melihat berbagai mikroorganisme dalam setetes rendaman air jerami (benda mati).
Fasilitas copy, ctrl + a, ctrl + c, dan klik kanan telah dimatikan (disable),
apabila hendak menyalin dan mendapatkan postingan ini
silahkan mendownload
:f:
BalasHapusspam :e:
BalasHapus:d
BalasHapus