“Dasar anak tak tahu diri, tak tahu diberi untung. Kamu sudah tidak dapat dipercaya lagi, mau jadi apa kamu kalau sudah tua nanti. Kamu pasti menyesal nanti kalau orang tuamu mati.” Kalimat menyakitkan itulah yang selalu tersimpan dalam sebuah otak anak laki-laki berusia 16 tahun dan tak akan pernah hilang. Sungguh malang nasibnya, terombang-ambing oleh kekuasaan mutlak orang tua. Kekuasaan memarahi anaknya yang semena-mena. Kalimat menyakitkan itu tidak hanya mematikan mental seorang anak 16 tahun, tapi sekaligus membuat anak yang bernama Alsi mulai membenci kedua orang tuanya khususnya bapaknya.
Bapaknya terlalu over dalam memarahi anaknya, dengan dalih memarahi anak berarti menyayangi anak. Sungguh keliru, sangat seliru deklarasi demikian. Seorang anak memiliki perasaan, memiliki hati nurani, apalagi remaja adalah proses pencarian jati diri. Jika orang tua sudah mencap anaknya tidak dapat dipercaya, bukankah akan terjadi implementasi sikap tersebut pada diri anak, dari biasanya dapat dipercaya karena sudah dicap demikian dengan orang tuanya, maka si anak akan mulai berbohong untuk selamanya.
Hati-hatilah orang ta dalam berucap terhadap anaknya, terutama terhadap anaknya yang masih remaja. Pada saat remaja, emosi seorang anak mengalami masa transisi dan jiwanya sangatlah labil. Seperti contoh yang dialami Alsi, karena ucapannya orang tuanya yang demikian, dia mulai membenci kedua orang tuanya dan menyesal telah dilahirkan oleh kedua orang tuanya sehingga Alsi pun berniat mengakhiri hidupnya dengan jalan Bunuh diri dihadapan kedua orang tuanya.
Kebenaran yang mutlak adalah “tanpa adanya orang tua, kita tidak akan pernah terlahir ke dalam dunia yang sementara ini.” Sehingga orang tua terkesan memiliki kekuasaan khusus untuk membina anaknya yang tanpa batas. Namun kekuasaan yang tanpa batas ini dalam artian membimbing anaknya kea rah yang lebih baik bukan malah membawa kepada keburukan.
Jadi, bagi para orang tua yang terlalu oteriter terhadap anaknya, sadarlah ! Semua perilaku kalian para orang tua tidak akan membawa perubahan terhadap diri anak dan membuat anak menuruti perintah anda orang tua dengan senang hati, namun dengan semua logika, anak mulai membenci orang tuanya dan merasa menyesal keran telah dilahirkan keduna hanya untuk dimarahi oleh orang tuanya.
0 Reactions:
Posting Komentar
Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.