Serendipity adalah sebuah istilah dimana sebuah penemuan ditemukan secara tidak sengaja, seperti contohnya penemuan Bakteri Penisilin oleh Alexander Flemming dan diterapkannya hukum massa jenis yang ditemukan oleh Archimides ketika mandi. Demikian pula dengan ditemukannya suatu mikroorganisme yang sebelumnya dianggap tidak pernah ada di jagat raya, penemuan ini ditemukan oleh dua ilmuan muda secara tidak sengaja, Sir Ilham Akbar dan Hamzah Junior ketika bekerja di SC research and laboratory.
Pada mulanya kedua ilmuan muda tersebut sedang mengerjakan suatu proyek besar dalam SC research and laboratory yang bernama PA Project, (Petroleum Alternative). Sir Ilham Akbar dan Hamzah Junior berkolaborasi mengolah zat untuk dijadikan energy alternative, dan salah satu subyek yang menarik untuk diteliti oleh mereka adalah plastic. Plastic diproduksi oleh dunia terutama oleh Negara maju dalam skala raksasa, selain itu plastic tergolong materi yang Nonbiodegradable, artinya tidak dapat terurai oleh mikroorganisme, sehingga apabila berada dalam jumlah yang besar dipermukaan bumi akan terjadi masalah yang benar-benar serius dan meresahkan masyarakat dunia.
Selama dalam pengerjaan PA Project, Sir Ilham Akbar dan Hamzah Junior mengalami berbagai kendala, diantaranya adalah Plastic termasuk polimer yang hanya bereaksi dengan Senyawa Hg2(OH)2. Sedang Hg2(OH)2 termasuk logam berat yang berbahaya bagi lingkungan. Senyawa kimia tersebut sangat beracun meskipun hanya beberapa microgram saja, contoh nyatanya adalah Tragedi Teluk Minamata di Jepang yang masyarakatnya keracunan ketika mengkonsumsi ikan, karena dalam ikan tersebut terdapat Logam berat tersebut.
Meskipun demikian, mereka berdua telah mereaksikan 15 gram plastic terhadap berbagai senyawa, diantaranya terhadap senyawa siklis seperti Helisena, Antrasena dan Fenantrena juga Feniletilamina. Percobaan tersebut didasarkan terhadap pijakan teori yang kuat, namun system berkata lain, tidak selamanya teori dapat diterapkan 100% karena dalam teori segala sesuatunya diasumsikan dalam keadaan ideal, sedang keadaan ideal tidak mungkin tercapai dalam penelitian bahkan bahkan mustahil untuk tercapai. Jadi, percobaan berubah haluan menjadi percobaan Trial and Error.
Mereka tidak menyerah terhadap keadaan yang terjadi, setiap percobaan yang gagal, mereka letakkan dalam tabung reaksi khusus dan diberi Label ‘Waiting for Success’. Hari demi hari terlewati tanpa hasil yang significant, semangat mulai turun dan harapan semakin menipis. Persediaan dana hampir habis, dan masa aktif proyek hampir habis. Bila ini terusm enerus terjadi, proyek akan segera ditutup. Bagai menggarami lautan, kerja keras mereka tak berbuah sama-sekali.
Hingga akhirnya disuatu hari yang tidak akan pernah terlupakan oleh sejarah, 11 Oktober 2022 jam 13.15 Waktu Indonesia Barat. Hamzah Junior menimbang seluruh tabung gagalnya yang telah diberi label ‘Waiting for Success’ tersebut. Keanehanpun terjadi, massa plastic pada suatu tabung berkurang sekitar 27 persen dari yang semestinya. Terdapat microorganisme yang menguraikan plastic tersebut, dan microoganisme tersebut mengalami mutasi karena bahan kimia, mereplikasi dirinya menjadi fertile. Ternyata ada senyawa kimia pereaksi yang bersifat mutagen dan memutasi DNA microorganisme pengurai biasa, sehingga microorganism tersebut menghasilkan enzim pencerna polimer plastic. Hamzah Juniorpun tersenyum simpul terhadap rekannya, senyum seorang ilmuan muda yang telah mendapatkan pencerahan.
Sir Ilham akbar mengerti isyarat kesuksesan temannya, maka dengan segara Sir Ilham menelepon pimpinan SC Reseach and Laboratory, Prof. Siddiq Hawkinds. Bagaikan menemukan sebuah mukjizat, mereka berdua tidak hentinya bersujud syukur terhadap Allah SWT. Akhirnya, Prof. Siddiq Hawkinds bersama dengan timnya dan managernya Dila Pierre datang dan menemui Sir Ilham Akbar dan Hamzah Yunior diruang kerjanya di SC research and Laboratory.
Penemuan ini segera diumumkan ke khalayak ramai, penemuan ini adalah penemuan paling Fenomenal sepanjang abad 21. Atas usul Hamzah Junior, mikroorganisme pengurai plastic tersebut diberi nama latin Ngartea Sicum. Berita ini segera tersiar ke ilmuan Amerika dan Eropa, semua ilmuan merasa kagum dan mengapresiasi atas apa yang telah ditemukan oleh dua ilmuan muda Indonesia. Berkat kegigihannya, Sir Ilham Akbar dan Hamzah junior memperoleh hadiah nobel dalam usianya yang relatif muda, 29 tahun. Dan SC Reseach and Laboratory dinobatkan sebagai riset proyek yang sejajar dengan NASA dan Human Gnome Project.
Akibat penemuan tersebut, tumbanglah teori Nonbiodergradable plastic. Teori ini hampir mirip dengan tumbangnya teori golongan 8A di tabel periodik unsur yang dulunya dianggap lembam dan sangat sukar bereaksi. Selain itu, hal ini juga memiliki kontribusi yang besar terhadap kelestarian lingkungan. Ketakutan masyarakat dunia akan merajalelanya sampah plastic kini mulai pupus bahkan sirna sama sekali. Akhir kata, terimakasih yang sebesar-besanrnya terhadap dua Ilmuan Muda Indonesia, Sumenep khususnya, Sir Ilham Akbar dan Hamzah Junior. Jasanya akan terukir dalam sejarah ilmu pengetahuan SAINS.
“Peraturan Sains ada dan diciptakan oleh manusia untuk dilanggar.” Prof. Siddiq Hawkinds, pimpinan SC research and laboratory.
Pada mulanya kedua ilmuan muda tersebut sedang mengerjakan suatu proyek besar dalam SC research and laboratory yang bernama PA Project, (Petroleum Alternative). Sir Ilham Akbar dan Hamzah Junior berkolaborasi mengolah zat untuk dijadikan energy alternative, dan salah satu subyek yang menarik untuk diteliti oleh mereka adalah plastic. Plastic diproduksi oleh dunia terutama oleh Negara maju dalam skala raksasa, selain itu plastic tergolong materi yang Nonbiodegradable, artinya tidak dapat terurai oleh mikroorganisme, sehingga apabila berada dalam jumlah yang besar dipermukaan bumi akan terjadi masalah yang benar-benar serius dan meresahkan masyarakat dunia.
Selama dalam pengerjaan PA Project, Sir Ilham Akbar dan Hamzah Junior mengalami berbagai kendala, diantaranya adalah Plastic termasuk polimer yang hanya bereaksi dengan Senyawa Hg2(OH)2. Sedang Hg2(OH)2 termasuk logam berat yang berbahaya bagi lingkungan. Senyawa kimia tersebut sangat beracun meskipun hanya beberapa microgram saja, contoh nyatanya adalah Tragedi Teluk Minamata di Jepang yang masyarakatnya keracunan ketika mengkonsumsi ikan, karena dalam ikan tersebut terdapat Logam berat tersebut.
Meskipun demikian, mereka berdua telah mereaksikan 15 gram plastic terhadap berbagai senyawa, diantaranya terhadap senyawa siklis seperti Helisena, Antrasena dan Fenantrena juga Feniletilamina. Percobaan tersebut didasarkan terhadap pijakan teori yang kuat, namun system berkata lain, tidak selamanya teori dapat diterapkan 100% karena dalam teori segala sesuatunya diasumsikan dalam keadaan ideal, sedang keadaan ideal tidak mungkin tercapai dalam penelitian bahkan bahkan mustahil untuk tercapai. Jadi, percobaan berubah haluan menjadi percobaan Trial and Error.
Mereka tidak menyerah terhadap keadaan yang terjadi, setiap percobaan yang gagal, mereka letakkan dalam tabung reaksi khusus dan diberi Label ‘Waiting for Success’. Hari demi hari terlewati tanpa hasil yang significant, semangat mulai turun dan harapan semakin menipis. Persediaan dana hampir habis, dan masa aktif proyek hampir habis. Bila ini terusm enerus terjadi, proyek akan segera ditutup. Bagai menggarami lautan, kerja keras mereka tak berbuah sama-sekali.
Hingga akhirnya disuatu hari yang tidak akan pernah terlupakan oleh sejarah, 11 Oktober 2022 jam 13.15 Waktu Indonesia Barat. Hamzah Junior menimbang seluruh tabung gagalnya yang telah diberi label ‘Waiting for Success’ tersebut. Keanehanpun terjadi, massa plastic pada suatu tabung berkurang sekitar 27 persen dari yang semestinya. Terdapat microorganisme yang menguraikan plastic tersebut, dan microoganisme tersebut mengalami mutasi karena bahan kimia, mereplikasi dirinya menjadi fertile. Ternyata ada senyawa kimia pereaksi yang bersifat mutagen dan memutasi DNA microorganisme pengurai biasa, sehingga microorganism tersebut menghasilkan enzim pencerna polimer plastic. Hamzah Juniorpun tersenyum simpul terhadap rekannya, senyum seorang ilmuan muda yang telah mendapatkan pencerahan.
Sir Ilham akbar mengerti isyarat kesuksesan temannya, maka dengan segara Sir Ilham menelepon pimpinan SC Reseach and Laboratory, Prof. Siddiq Hawkinds. Bagaikan menemukan sebuah mukjizat, mereka berdua tidak hentinya bersujud syukur terhadap Allah SWT. Akhirnya, Prof. Siddiq Hawkinds bersama dengan timnya dan managernya Dila Pierre datang dan menemui Sir Ilham Akbar dan Hamzah Yunior diruang kerjanya di SC research and Laboratory.
Penemuan ini segera diumumkan ke khalayak ramai, penemuan ini adalah penemuan paling Fenomenal sepanjang abad 21. Atas usul Hamzah Junior, mikroorganisme pengurai plastic tersebut diberi nama latin Ngartea Sicum. Berita ini segera tersiar ke ilmuan Amerika dan Eropa, semua ilmuan merasa kagum dan mengapresiasi atas apa yang telah ditemukan oleh dua ilmuan muda Indonesia. Berkat kegigihannya, Sir Ilham Akbar dan Hamzah junior memperoleh hadiah nobel dalam usianya yang relatif muda, 29 tahun. Dan SC Reseach and Laboratory dinobatkan sebagai riset proyek yang sejajar dengan NASA dan Human Gnome Project.
Akibat penemuan tersebut, tumbanglah teori Nonbiodergradable plastic. Teori ini hampir mirip dengan tumbangnya teori golongan 8A di tabel periodik unsur yang dulunya dianggap lembam dan sangat sukar bereaksi. Selain itu, hal ini juga memiliki kontribusi yang besar terhadap kelestarian lingkungan. Ketakutan masyarakat dunia akan merajalelanya sampah plastic kini mulai pupus bahkan sirna sama sekali. Akhir kata, terimakasih yang sebesar-besanrnya terhadap dua Ilmuan Muda Indonesia, Sumenep khususnya, Sir Ilham Akbar dan Hamzah Junior. Jasanya akan terukir dalam sejarah ilmu pengetahuan SAINS.
“Peraturan Sains ada dan diciptakan oleh manusia untuk dilanggar.” Prof. Siddiq Hawkinds, pimpinan SC research and laboratory.
i like it... luarbiasa! Namun, sepertinya ini akan jadi penelitian lebih lanjut! sebab, sepertinya bakteri ini akan berbahaya buat barang-barang berharga kita. lagi-lagi, pengetahuan jika tidak diberlakukan secara bijak akan jadi bencana juga.
BalasHapusbenar banget, setuju, pengetahuan itu ibarat suatu pisau, dapat dipakai untuk hal yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk hal yang berbahaya. hanya sebuah renungan kecil di masa sma, di saat tergila-gilanya dengan kimia dan genetika. berharap ada seseorang yang akan merealisasikan ini suatu hari nanti :)
Hapusmaaf sebelumnya, yang saya tidak mengerti akan tahunnya 2022.
BalasHapusapakah semua penelitian itu telah ter reliasasi???
Tulisan ini hanyalah fiksi ilmiah, :D jadi hanya rekaan belaka
Hapusiya apa ini hanya mimpi yah karna 2022 ???
BalasHapusbenar 2022, karena artikel ini adalah fiksi ilmiah :D
Hapus