Sirih dengan nama ilmiah Piper betle adalah tanaman asli Indonesia. Daunnya tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, panjang daunnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Sirih dapat tumbuh dengan maksimal di daerah hutan agak lembab dengan keadaan tanah yang lembab. Daerah yang mempunyai curah hujan 2250 - 4750 mm per tahun merupakan daerah yang sangat disenangi dan ditanam hingga ketinggian 900 m diatas permukaan laut. Sirih menyukai daerah yang teduh dan terlindung dari angin, dan pada daerah yang beririgasi baik dengan tanah berlempung dan kaya bahan organik dengan pH 7 - 7.5. Di kabupaten Sumenep hampir disetiap pekarangan rumah warga terdapat tumbuhan sirih karena sirih dipercaya sebagai tumbuhan penolak bala.
Komposisi senyawa kimia dalam daun sirih yang sudah diketahui* :
Minyak atsiri 1% – 4,2% Charvacol 2,2% - 5,6%
Chavicol 7,2% – 16,7% Eugenol 26,8% – 42,5%
Chavibetol 2,7% – 6,2% Eugenolmethyl ether 4,2% – 15,8%
Allylpykatekol 0% – 9,6% P-cymene 1,2% – 2,5%
Cyneole 2,4% – 4,8% Caryophyllene 3% – 9,8%,
Cadinene 2,4% – 15,8% Diastese 0,8% – 1,8%
* Dan berbagai senyawa kimia lain yang persentase massanya tidak dicantumkan seperti gula, pati, estragol, terpennena, eskuiterpena, fenil propana, tanin, dan diastese.
Dari data diatas, persentase senyawa kimia terbesar adalah eugenol (26,8 % hingga 42,5% persen massa). Eugenol tergolong senyawa aromatis sehingga dipakai secara luas dalam industri parfum dan pewangi. Kaitannya dengan hal tersebut, eugenol yang terdapat pada daun sirih dapat menghilangkan bau mulut yang tidak sedap.
Senyawa kimia bermanfaat lainnya pada daun sirih adalah chavicol dan miyak atsiri yang mengandung fenol. Campuran kedua senyawa ini memiliki daya antiseptik yang kuat dan daya bunuh bakteri sampai lima kali lipat dari fenol biasa. Fenol dan turunannya digunakan sebagai bahan antiseptik karena dapat membunuh bakteri. Hal ini terkait dengan sifat fenol yang menyebabkan denaturasi protein, dalam hal ini denaturasi terjadi pada rangkaian asam amino bakteri. Protein terdenaturasi selalu kehilangan fungsi biologisnya, sehingga protein tidak dapat melakukan fungsinya. Namun struktur primer protein (rangkaian asam-asam amino) tidak ada yang rusak. Denaturasi adalah perubahan struktur yang lebih kompleks dari protein, terutama pada struktur tersier dan struktur kuartenernya.
Gigi dilapisi oleh email. Email pada gigi terdiri dari senyawa hidroksiapatit, Ca5(PO4)3OH. Senyawa ini larut dalam suasana asam karena mengalami reaksi sebagai berikut.
Ca5(PO4)3OH (s) + 4H+ (aq) 5Ca2+ (aq) + 3HPO42- (aq) + H2O (l)
Suasana asam dapat terjadi karena pengaruh bakteri dalam mulut ketika menguraikan sisa-sisa makanan yang terselip di gigi. Bahkan bakteri Streptococcus mutans dapat menurunkan pH permukaan gigi hingga angka kritis 5,5-5,2. Hal ini dapat menyebabkan demineralisasi email, dan email akan rusak. Salah satu cara pencegahan terjadinya hal tersebut adalah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluorida. Karena fluorida dapat mengubah senyawa hidroksiapatit menjadi fluoroapatit.
Ca5(PO4)3OH (s) + F- (aq) Ca5(PO4)3F (s) + OH- (aq)
Senyawa fluoroapatit lebih sukar larut dalam suasana asam, sehingga dapat menghambat perkembangan bakteri. Berbeda dengan fenol dan chavicol, fluor hanya berfungsi untuk menghambat perkembangan bakteri dan tidak memusnahkannya. Jika dibandingkan dengan senyawa fluorida yang terdapat dalam pasta gigi, dengan konsentrasi dan perlakuan yang sama, terbukti bahwa fenol dan chavicol memiliki efektivitas antibakteri tiga kali lebih efektif dari pada senyawa fluorida.
Selain itu, kandungan fluorida yang tinggi pada pasta gigi dapat menimbulkan efek samping berupa fluorosis email gigi yang menyebabkan gigi semakin keropos. Sedangkan fenol dan chavicol yang terdapat dalam daun sirih memiliki sifat bakterisidal yang mampu membasmi bakteri sehingga lebih efektif dalam menjaga kesehatan gigi, gusi dan menghilangkan bau mulut.
Senyawa yang membuat daun sirih mampu meredam sariawan memang belum terlacak. Yang pasti, dalam beberapa buku kuno India dan Yunani, seperti dikutip Darwis S.N., disebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat Styptic (menahan pendarahan), vulnerary (menyembuhkan luka kulit), dan stomachic (obat saluran pencernaan).
buku sumbernya dari mana?
BalasHapusdari jurnal-jurnal, maaf laptop saya sempat terinstal ulang, jadi filenya ku terhapus, termasuk referensinya :(
Hapus