Selasa, April 05, 2011

Terasi adalah produk awetan dari ikan atau udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran yang berlangsung relatif lama (sekitar 20 hari). Terasi umumnya berbentuk padat, teksturnya agak kasar, dan mempunyai kekhasan berupa aroma yang tajam namun rasanya sangat gurih, adapun proses pembuatan terasi sebagai berikut :
1. Pencucian
Rebon, udang kecil yang masih segar terlebih dahuli dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran, lender dan bahan-bahan asin yang terikut serta pada waktu penangkapan.
2. Penjemuran
Setelah bersih dijemur dengan diserahkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung. Pada penjemuran ini tidak boleh merupakan lapisan yang tebal supaya cepat menjadi kering. Setiap kali sering dibolak-balik dan apabila terdapat kotoran dibuang. Maksud penjemuran ini tidak untuk mengeringkannya sama sekali, tetapi cukup kira-kira setengah kering saja supaya mudah untuk digiling atau ditumbuk. (Gambar 1, pada lampiran)
3. Penumbukan
Bahan kemudian ditumbuk sampai halus. Sementara itu ditambahkan garam dan pewarna makanan yang telah lolos uji kesehatan SII (Gambar 2, pada lampiran). Di beberapa perusahaan terasi ada juga yang menggunakan penggilingan untuk menghaluskan udang rebon, namun di kecamatan Ambunten tetap menghaluskan dengan cara penumbukan secara tradisional. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kualitas akhir terasi karena jika udang ditumbuk maka kandungan minyak dalam udang dapat keluar dan tercampur merata (Gambar 3, pada lampiran)
4. Pemeraman
Setelah itu udang yang telah ditumbuk dimasukkan ke dalam sebuah wadah berbentuk balok besar yang diselimuti terpal atau sejenis karung selama kurang lebih semalam. Suhu optimal pada fermentasi yaitu pada suhu kamar, yakni antara 200C – 300C (Gambar 4, pada lampiran)
5. Penjemuran II
Setelah proses fermentasi selesai dalam semalam, kemudian adonan terasi udang rebon dijemur kembali selama setengah hari untuk mempermudah proses penumbukan tahap kedua (Gambar 5, pada lampiran)
6. Penumbukan II
Kemudian adonan terasi udang rebon kembali ditumbuk untuk disiapkan ke proses pencetakan dan pengemasan terasi (Gambar 6, pada lampiran)
7. Pencetakan & Pengemasan
Setelah itu adonan terasi dicetak menggunakan tangan dan menggunakan alas batu dengan berat masing-masing terasi 1 kg. Kemudian terasi siap untuk dikemas dan dijual seharga Rp. 21.000,00/kg (Gambar 7, 8, dan 9, pada lampiran)
Dalam masakan tradisional Indonesia, bumbu masakan yang satu ini memang sudah tidak asing lagi. Pemakaian terasi bisa bermanfaat untuk memberi rasa gurih dengan aromanya yang khas. Selain itu, terasi udang rebon memiliki kegunaan antara lain :
Penambah rasa gurih
Terasi merupakan bahan penambah rasa gurih dengan aroma khas yang menggugah selera untuk berbagai jenis makanan terutama sambal, tumisan maupun hidangan berkuah. Terasi jarang dikonsumsi secara langsung dan tersendiri, biasanya digunakan dalam jumlah yang relatif sedikit dan dicampurkan dengan bahan lain.
Banyak kandungan gizi di dalamnya
Terasi udang rebon memiliki banyak kandungan gizi yang menyehatkan bagi tubuh manusia. Kandungan unsur gizi dalam proses 100 gr terasi menurut Suprapti (2001) sebagai berikut: protein 30 gr, lemak 3,5 gr, karbohidrat 3,5 gr, mineral 23 gr, kalsium 0,1 gr, fosfor 0,25 gr, besi 0.0031 gr, dan air 40 gr.
Bahan campuran pembuatan kerupuk
Pembuatan kerupuk pastinya juga memerlukan terasi yang berkualitas untuk menentukan mutu dari hasil produknya. Beberapa pabrik kerupuk di Lumajang, Jember dan Banyuwangi memesan terasi udang ke kecamatan Ambunten, karena memang tidak diragukan lagi kualitas terasi udang di kecamatan Ambunten kabupaten Sumenep.
Produksi terasi mampu menjadi sarana peningkatan kesejahtaraan baik bagi produsen dan pekerjanya.
Produksi terasi udang rebon di kecamatan Ambunten telah meampu meningkatkan kesejahteraan berbagai elemen masyarakat dari produsen dan pekerjanya. Produsen dapat menjadi lebih sejahtera, karena prospek usaha terasi udang rebon cukup menjanjikan. Penghasilan mereka cukup besar, sehingga mampu meningkatkan standar hidup mereka. Selain produsen, para pekerjanya pun dapat merasakan hal yang demikian pula.
Pekerja setidaknya sudah memiliki pekerjaan yang tetap untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Mereka pun dapat menyalurkan keterampilan membuat terasi pada tempat yang benar. Dengan demikian, kesejahteraan bukan lagi impian bagi masyarakat yang terkait.



Fasilitas copy, ctrl + a, ctrl + c, dan klik kanan telah dimatikan (disable), 
apabila hendak menyalin dan mendapatkan postingan ini 
silahkan mendownload




Fullerena



0 Reactions:

Posting Komentar

Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Yuk Taaruf









Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Fisika ITS, sedang menggeluti Fiber Optik dan dunia pengembangan diri. Berusaha mengabdi dan memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

Blog ini adalah website pribadi Nur Abdillah Siddiq. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts

Yuk Baca !

Yuk Baca !