Rabu, Desember 12, 2012

Pemain Tenis Roger Federer
Lihatlah CEO terkemuka seperti Bill Gates, Soichiro Honda, Steve Jobs dan CEO sukses lainnya. Mereka adalah orang yang telah bukan sekali dua kali, tetapi gagal beribu kali dan telah melakukan kesalahan besar sebelum mereka meraih kesuksesan. Mereka menyadari bahwa kegagalan hanyalah sementara sehingga mereka bisa lebih bersiap diri untuk bangkit ketika pintu kesempatan berikutnya terbuka. Orang yang belum pernah mencoba tidak akan pernah tahu berapa banyak kesempatan yang akan dilewatkannya. Belajar dari pengalaman dalam siklus kehidupan yang terus berputar, apakah seseorang dari kita bisa terus memastikan berada di jalan yang tepat? Saya yakin bahwa banyak sekali dari kita yang telah gagal berkali-kali. Tetapi itu semakin memicu kita untuk melakukan sesuatu yang lebih. Namun, kenyataan sekarang menunjukkan bahwa banyak orang dewasa yang hanya gagal sekali dua kali, kemudian memutuskan untuk mendeklarasikan diri “Akulah pecundang”.
Selalu asah mental anda, kita belajar di dalam universitas kehidupan bahwa sukses adalah perjalanan dari satu kegagalan ke kegagalan lainnya. Seorang bijak berkata, “Hal terpenting bukanlah apakah kamu telah gagal tetapi apakah kamu telah puas dengan kegagalanmu.”

Miris jika melihat banyak orang ingin melihat hasilnya lebih dulu dan mendapatkan hasilnya lebih dulu, dibandingkan dengan bekerja lebih dulu. MENUNGGU KESUKSESAN ADALAH KEGAGALAN. Mereka percaya pada konsep yang salah seperti “Anda harus menanam benih kemudian Anda dapat menikmati buahnya.”

Apa yang Anda fikirkan ketika pemain tenis hanya melihat papan skor, menunggu untuk menang, akankah dia memenangkan permainan? Tidak akan pernah. Cara satu-satunya untuk memenangkan permainan adalah untuk terus fokus dimana bola tenis tersebut dipantulkan. Semakin lama dia bisa memukul bola tenis tersebut dengan baik, maka dia tidak perlu khawatir mengenai papan skornya. Kesimpulannya adalah kita harus fokus pada proses, lalu hasil yang terbaik akan datang dengan sendirinya.

Di dalam ilmu kelautan, ditemukan bahwa hanya 4% dari 100 tiram yang memiliki mutiara. Jika Anda mengambil 100 tiram dengan harapan bisa mendapatkan 4 mutiara, maka Anda harus bertemu dengan berlusin-lusin kegagalan sebelum Anda bisa mendapatkan 4 kerang yang berisi mutiara. Kebanyakan orang berhenti setelah mencoba beberapa kali dan tentu saja mereka tidak mendapatkan satupun mutiara.

Beberapa orang mengaku bahwa mereka telah bekerja sangat keras tetapi hasilnya menunjukkan bahwa mereka gagal. Faktanya mereka berhenti mencoba sebelum meraih sukses. Hanya segelintir orang yang terus mencoba meskipun mereka tidak menemukan satupun mutiara di dalam tiram yang ke 96. Tetapi di akhir, mereka mendapatkan 4 mutiara sekaligus. Banyak orang tidak tahu tentang hakikat kerja keras dibalik kesuksesan orang-orang hebat.Jika mereka melihat lebih dalam lagi, mereka akan mengetahui bahwa keberuntungan mereka hanya akan datang setelah menjalani dan melewati semua kegagalan. Faktanya adalah banyak orang yang mengangkat langkahnya mengambil jalan berputar setelah mengalami sedikit kegagalan dan mereka menolak untuk terus berjuang ketika mereka menghadapi kegagalan lainnya.

Kerja keras tidak akan ada artinya tanpa istiqomah/konsistensi untuk terus meraih tujuan. Sampai kapan kita akan konsisten, sampai meraih apa yang kita inginkan.

So, hardwork is bullshit without consistently (Kerja keras itu omong kosong tanpa konsistensi).



Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Teknik Fisika ITS, santri SDM IPTEK, sedang menggeluti NanoTeknologi dan dunia pengembangan diri.Memiliki misi besar untuk menjadi insan yang memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih). Bagi yang ingin melakukan konsultasi mengenai pengembangan diri menuju legenda pribadi, dapat menghubungi via email Siddiq.tf@gmail.com atau no.hp 087750118140.

0 Reactions:

Posting Komentar

Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Yuk Taaruf









Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Fisika ITS, sedang menggeluti Fiber Optik dan dunia pengembangan diri. Berusaha mengabdi dan memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

Blog ini adalah website pribadi Nur Abdillah Siddiq. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts

Yuk Baca !

Yuk Baca !