Senin, November 23, 2009


Alasan mengapa negara-negara demokratis menerapkan prinsip keterbukaan :

1. Kekuasaan pada umumnya cenderung diselewengkan. Semakin besar kekuasaan, semakin besar pula kemungkinan terjadinya penyelewengan kekuasaan. Dan umumnya penyelewengan kekuasaan itu terjadi semakin merajalela bilamana tidak ada keterbukaan dalam pemerintahan.

2. Dasar penyelenggaraan pemerintah di negara demokratis adalah dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa jalannya pemerintahan senantiasa berada di jalur yang benar, yaitu untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya.

3. keterbukaan memungkinkan adanya akses bebas setiap warga negara terhadap berbagai sumber informasi. Hal itu akan menjadikan warga negara memiliki pemikiran yang jernih mengenai berbagai hal berkenaan dengan penyelenggaraan pemerintahan. Dengan pemahaman yang jernih itu, warga negara akan mampu berpartisipasi aktif dalam mempengaruhi agenda publk.



Prinsip keterbukaan menghendaki agar penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan secara terbuka dan transparan. Artinya, berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintah haruslah jelas ; tidak dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan rahasia, melainkan sesuatunya bisa diketahui oleh publik.


11 nilai baru (good governance) yang mendukung ide demokrasi berkeadilan untuk diterapkan dalam penataan pemerintahan Indonesia, yaitu :
1. Keterbukaan ( Transparency )
Seluruh informasi mengenai proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan berbagai informasi lain dapat diakses oleh segala pihak , dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
2. Netralitas
Semua
3. Partisipasi ( Participation )
Semua warga masyarakat mempunyai hak suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka)
4. Efisiensi – efektivitas
Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga mampu menggunakan sum ber daya yang ada seoptimal mungkin unutk membuahkan hasil sesuai kebutuhan masyarakat.
5. Supremasi hukum ( Rule of Law )
Segala tindakan harus didasari oleh hukum. Hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia harus bersifat adil dan diberlakukan kepada setiap orang tanpa pandang bulu.
6.Keadilan
Para pemimpin di lembaga-lembaga pemerintahan harus bersikap adil kepada masyarakat. Keadilan sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena dengan keadilan masyarakat bisa merasa puas atas segala keputusan dari pemerintah dan masyarakat akan terus mendukung kegiatan-kegiatan pemerin tah.
7. Kepedulian ( Responsiveness )
Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan tanpa diskriminasi.
8. Konsensus
Berusaha seoptimal mungkin menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh mengenai apa yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat.
9. Akuntabilitas
Para pengambil keputusan (di pemerintah, sektor swasta dan organisasi-organisasi masyarakat) bertanggung jawab kepada masyarakat maupun lembaga-lembaga yang berkepentingan.
10. Visi strategis
Para pemimpin dan masyarakat memiliki :
1. Perspektif yang luas dan jauh ke depan mengenai tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia.
2. Kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut.
3. Pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya, dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.
11.Kepercayaan
Para pelaku pemerintahan harus saling memiliki rasa kepercayaan. Jika rasa percaya sudah tertanam maka,



Terdapat beberapa beberapa tokoh yang mengartikan kata keadilan:



1. Aristoteles

Menurut aristoteles keadilan dibagi menjadi 3 macam, yakni:

a.Keadilan Komutatif

(keadilan yang diberlakukan kepada seseorang tanpa melihat jasa yang telah mereka berikan.)

b.Keadilan Distributif

(keadilan yang diberlakukan kepada seseorang dengan melihat jasa yang telah mereka berikan.)

c. Keadilan kodrat alam

(keadilan yang diberlakukan saat kita memberi kepada orang lain, sesuai dengan apa yang diberi oleh orang lain kepada kita.

d. Keadilan Konvensional

(keadilan yang diberlakukan bila kita telah mentatati peraturan yang diberlakukan oleh Negara)

e. Keadilan Perbaikan

(keadilan yang diberlakukan kepada orang lain yang dapat membersihkan nama baik orang lain yang telah tercemar

2. Plato

Plato mengelompokkan keadilan dalam dua jenis, yakni

a. Keadialan Moral

(perbuatan yang cara perlakuannya seimbang, dalam arti setimbang antara hak dan juga kewajibannya.)

b. Keadilan Prosedural

(perbuatna yang perlakuannya sesuai dengan prosedur atau tata cara yang berlaku di dalam masyarakat

3. Notonagoro

Ia menambahkan pendapat Aristoteles dengan keadilan Legalitas

(dikatakan adil bila sesuai dengan peraturan yang berlaku)


Demokrasi di Indonesia dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai pancasila sehingga demokrasi di Indonesia dikenal dengan istilah DEMOKRASI PANCASILA. Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Demokrasi pancasila serta tata cara pelaksanaannya mulai digunakan secara resmi sejak tahun 1968 melalui Tap.MPRS No.XXXVII/MPRS/1968 tentang Pedoman Pelaksanaan Demokrasi Pancasila.
Corak khas demokrasi pancasila dapat dikenali dari dua sisi yang berbeda yakni dari sisi formal dan material. Dari sisi formal, demokrasi pancasila mengandung makna bahwa setiap pengambilan keputusan sedapat mungkin didasarkan pada prinsip musyawarah untuk mufakat, sedangkan dari sisi material, demokrasi pancasila menampakkan sifat kegotongroyongan.
Demokrasi Pancasila juga memiliki nilai-nilai sendiri, diantaranya :

1. Setiap manusia Indonesia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama
2. Tidak boleh memaksakan kehendakkepada orang lain
3. Mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan
4. Musyawarah untuk mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan
5. Menghormati dan menjunjung tinggi keputusan sebagai hasil musyawarah
6. Menerima dan melaksanakan keputusan musyawarah dengan itikad baik dan tanggung jawab
7. Mengutamakan kepentingan bersama
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
9. Keputusan harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan

Jadi penerapan demokrasi pancasila dalam kehidupan sehari-hari, misalnya, dalam penyampaian pendapat, ide, gagasan, atau kritik akan menjamin kebebasannya, tetapi dengan ketentuan atau cara-car penyampaian hendaknya tetap berpegang teguh kepada nilai-nilai moral bangsa seperti penghormatan kepada orang lain.



Fasilitas copy, ctrl + a, ctrl + c, dan klik kanan telah dimatikan (disable), 
apabila hendak menyalin dan mendapatkan postingan ini 
silahkan mendownload


Fullerena



Didalam menjalani kehidupan, seseorang tidak dapat menghindari adanya Interaksi dengan orang lain. Interaksi terjadi sebagai sesuatu yang vital bagi kehidupan manusia, tanpa berinteraksi dengan sesama, seorang manusia tidak akan pernah maju. Kesuksesan seseorang erat kaitannya dengan kecerdasan sosial, dimana suatu individu dapat dengan baik berinteraksi secara baik dengan orang lain dan menjadi pribadi yang menyenangkan bagi orang lain. Tapi tidak jarang proses interaksi kita gagal sehingga kita dapat menjadi musuh bagi individu lainnya.
Untuk itu, kita harus tahu kiat-kiat menjadi manusia yang menyenangkan bagi orang lain
.
1. Mulailah dengan cara yang ramah

Abraham Lincoln, jenius sosial terbesar dunia mengatakan bahwa:
Inilah merupakan pepatah lama yang benar, yaitu Setetes madu bisa menangkap lebih banyak lalat dari pada segalon empedu. Jadi dalam berurusan dengan manusia, kalau anda ingin memikat seseorang kedalam caraberpikir anda, pertama sekali, yakinkan dia bahwa Anda adalah kawannya yang tulus. Itu adalah setetes madu yang akan menangkap hatinya yang merupakan jalan yang besar menuju pengertiannya.
Apabila hati seseorang terluka karena selisih paham dan dia mempunyai perasaan tidak enak terhadap anda. Anda tidak bisa menariknya kedalam cara berpikir anda meskipun dengan semua logika. Orang tua yang membentak anaknya dan bos yang mencaci maki bawahannya, guru yang memarahi muridnya, serta suami yang mendominasi, kemudian Istri yang mengomel, seharusnya mereka menyadari bahwa seseorang tidak mau mengubah pikirannya. Anak, Bawahan, Murid, Istri dan Suami tidak bisa dipaksa atau digerakkan untuk setuju kita. Tapi mereka mungkin bisa digerakkan kesana, bila kita bersikap lembut dan ramah, sangat lembut dan sangat ramah.

2. Cobalah dengan sungguh-sungguh untuk melihat segala sesuatunya dari sudut pandang orang lain.

Ingatlah bahwa orang lain bisa jadi mutlak salah. Tapi mereka tidak mengira begitu. Jangan menyalahkan mereka. Semua orang bodoh bisa melakukannya. Cobalah untuk mengerti mereka. Hanya orang bijaksana, yang toleran, mencoba melakukannya.
Pasti ada suatu alasan mengapa orang lain berpikir dan bertindak seperti itu. Temukan alasannya dan anda akan memperoleh suatu kunci untuk tindakan anda, ketahuilah tindakannya mungkin untuk kepribadiannya.
Cobalah dengan jujur untuk menempatkan diri Anda dalam posisinya. Apabila anda mengatakan kepada diri anda, “bagaimana yang saya rasakan, bagaimana saya bereaksi kalau mengalami hal itu?” Anda akan menghemat waktu Anda dan kejengkelan anda, karena dengan menjadi tertarik pada penyebabnya, lebih kecil kemungkinan untuk tidak menyukai efeknya.
Berhentilah sebentar untuk membandingkan minat Anda yang besar untuk urusan Anda sendiri dengan perhatian yang lembut yang harus anda berikan untuk orang lain. Kemudian sadarilah bahwa setiap orang lain didunia ini persis merasakan hal yang sama! Sukses berurusan dengan orang lain tergantung pada perhatian simpatik kita terhadap pendapat orang lain.

3. Jangan mengkritik, mencerca atau mengeluh.

Kritik adalah hal yang sia-sia karena menempatkan seseorang dalam posisi tak mengenakkan dan biasanya membuat orang itu berusaha mempertahankan dirinya. Kritik itu berbahaya, karena melukai rasa kebanggaan seseorang, melukai perasaan pentingnya, menurunkan harga diri, dan membangkitkan rasa benci.
Skinner, seorang psikolog terkenal di Dunia membuktikan bahwa lewat pengalaman-pengalamannya bahwa seekor binatang, yang diberi tingkah laku baik, akan belajar jauh lebih cepat dan menyimpan apa yang dipelajarinya dengan jauh lebih efektif dibandingkan dengan seekor binatang yang dihukum karena bertingkah laku buruk. Studi-studi berikutnya menjunjukkan hal yang sama juga berlaku pada manusia. Dan itulah yang terjadi di Indonesia, baik pemerintah, sekolah, dan sebagainya lebih suka menghukum seseorang karena kesalahannya dari pada memberi penghormatan kepada seseorang atas kebaikan ataupun prestasi. Dengan mengkritik, kita tidak membuat perubahan yang langgeng dan seringkali malah menimbulkan rasa benci.
Apabila anda dan saya hanya ingin menimbulkan rasa benci pada masa mendatang yang mungkin akan bertahan selama beberapa dasawarsa dan menetap hingga mati, cobalah menuruti hati memberikan kritik yang tajam betapapun yakinnya bahwa tindakan kita benar.
Ketika kita berusrusan dengan manusia, mari kita mengingat bahwa kita tidak berurusan dengan mahkluk logika. Kita berurusan dengan makhluk penuh emosi, makhluk yang penuh dengan prasangka dan dimotivasi oleh rasa bangga dan sombong. Semua orang bodoh bisa mengkritik, mencerca dan mengeluh dan hampir semua orang bodoh melakukannya. Namun perlu karakter dan kontrol diri untuk mengerti dan memberi maaf.
Ingatlah, seseorang yang berjiwa besar akan memperlihakan kebesarannya dari cara dia memperlakukan orang kecil.
Tuhan tidak menghakimi orang hingga tiba pada saat akhir hari-harinya. Jadi mengapa kita harus melakukannya?

4. Kalau anda salah, akuilah dengan cepat dan dengan simpatik.

Kalau kita tahu bagaimana pun kita akan dimarahi, apakah tidak jauh lebih baik untuk mendahului orang lain yang akan memarahi kita dan mengerjakannya sendiri? Bukankah jauh lebih mudah untuk mendengarkan kritik sendiri dari pada menerima cercaan dari bibir orang lain?
Apabila anda salah, katakan mengenai diri Anda sendiri semua hal yang menghina, yang Anda tahu mereka pikirkan atau mereka bermaksud untuk megatakannya pada anda, segeralah sampaikan pada mereka sebelum orang itu punya kesempatan menumpahkannya. Kemungkinan yang ada adalah seratus banding satu bahwa sikap memaafkan yang murah hati akan diberikan dan kesalahan anda akan dikurangi.
Ada tingkat kepuasan tertentu dalam memperoleh keberanian untuk menerima kesalahan diri sendiri. Itu tidak hanya menjernihkan suasana rasa bersalah dan pertahanan diri, namun seringkali memecahkan masalah yang ditimbukan oleh kesalahan itu.
Setiap orang bodoh dapat saja mencoba mempertahankan kesalahannya, dan hampir semua orang bodoh melakukannya, namun mengakui kesalahan sendiri didepan orang lain mengangkat seseorang ke atas kelompoknya dan memberikan rasa mulia dan kegembiraan meluap-luap.
Apabila kita benar, marilah kita memikat orang lain dengan cara lembut dan bijaksana untuk mengikuti jalan pikiran kita, dan apabila kita salah mari kita akui kesalahan kita dengan segera, dan sungguh mengherankan, hal itulah yang sering terjadi, kita sering salah dan kalau kita mau jujur pada diri sendiri akuilah kesalahan kita dengan antusias. Bukan hanya tekhnik itu akan memberi hasil yang mencengangkan, tetapi percaya atau tidak cara itu akan jauh lebih menyenangkan dari pada kita mencoba untuk mempertahankan diri. Ingatlah pepatah kuno, Dengan berkelahi anda tidak pernah merasa cukup, namun dengan mengalah Anda memperoleh lebih dari yang anda kerjakan.


Rabu, November 18, 2009


Kita sebagai anak yang dilahirkan ke muka bumi ini, sejatinya wajib berbakti kepada orang tua. Jika tidak , sesungguhnya ia telah durhaka, dan perbuatan durhaka setan. Hal tersebut telah di tuliskan dalam surat Maryam;14:

Artinya :Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka (maryam : 14)

Dari ayat tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa wajib hukumnya untuk berbakti orang tua kita,hukumnya tetap wajib walaupun mereka berbuat aniaya kepada kita. Adapun beberapa anjuran sikap anak terhadap orang tua, antara lain:
Anak harus memperhatikan umur orang tua.sebagaimana disebutkan dalam surat Al-isra’;23:

Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (Al-isra’;23)

Tidak dianjurkan menaati orangtua, apabila mereka melarang dari menunaikan kewajiban, Misalnya melarang menunutut ilmu,shalat wajib,dsb.(Al-Ghazali).

Sebaiknya jangan berpergian tanpa ijin orang tua.

Sebaiknya memenuhi dahulu panggilan ibu, jika beliau memanggil kita, segeralah menemuinya meskipun sedang shalat,karena seperti yang kita ketahui bahwa surga ada di telapak kaki ibu.

Anak wajib hukumnya menafkahi orang tuanya yang telah udzur. (Asy-syafii,Abu Dawud).

Sebanyak apapun pemberian kita pada orang tua, tidak akan melebihi pemberian orang tua kepada kita sejak dulu. Maka hendaknya kita tidak melakukan hal yang membuat orang tua kita kecewa.

Wajib menggembirakan orang tua, sebagaimana menggembirakan dirinya sendiri. Dan jauhkan segala yang dibenci orang tua, sebagaimana beliau menjauhkan dirinya dari apa yang dibencinya.

Jika seorang ayah memerintahkan anaknya agar menceraikan istrinya tapi dengan alasan jelas, maka anak hendaknya menceraikannya walaupun ia sangat mencintainya. Itu termasuk berbakti pada orang tua.(Abu Dawud)

Anak hendaklah mengajak orang tuanya ke jalan yang benar, dan mengingatkannya jika mereka berbuat mungkar. Sebagaimana disebutkan dalam surat Maryam;45:

Wahai bapakku, Sesungguhnya Aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan yang Maha pemurah, Maka kamu menjadi kawan bagi syaitan".( maryam :45)

Manusia di bumi modern ini memang sudah banyak melakukan dosa, karena mungkin banyaknya pengaruh sikap orang asing yang telah mengalir dalam darah kehidupan kita. Ajaran islam mulai ditinggalkan dan manusia banyak melakukan hal- hal buruk. Kita sebagai anak sangat dilarang melakukan hal berikut kepada orang tua kita, yaitu mengucapkan “ah ”, dan atau segala ucapan yang tidak baik atau tidak sopan apalagi berbuat dzalim kepada kedua orang tua kita.


Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara Isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(At Taghabun ayat 14)

Bagi banyak orang, mencari rizki yang halalan toyyiban (halal dan baik) nyaris dianggap suatu pekerjaan yang sia-sia. Adanya peluang untuk korupsi, kolusi, manipulasi dan sejenisnya yang berseliweran di depan hidung, benar-benar membuat mata mereka menjadi silau. Rangsangan manipulasi dan kolusi itu menjadi hebat manakala kita melihat keadaan ekonomi yang semakin sulit akhir-akhir ini. Susahnya mencari pekerjaan untuk menghidupi anak dan instri, harga barang-barang kebutuhan yang terus melambung serta gaya hidup yang semakin mewah dan melampaui batas hingga membuat kebanyakan manusia jadi lupa diri, tabrak sana tabrak sini tanpa memperdulikan norma agama, yang penting fulus (uang) bisa didapat dengan mudah walupun harus dengan cara yang kotor dan keji. Meski dengan dalih untuk menghidupi keluarga, cara ini sangat tidak diperbenarkan.


Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka jahannam. dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.(Al Baqarah ayat 206)
Apabila diingatkan, baik dengan teguran-teguran religi yang tersirat maupun yang tersurat, sungguh yang keluar dari bibir mereka adalah kata-kata apologi (pembelaan) "Jangankan cari rejeki yang halal, yang haram saja susah !", begitu sering dilontarkan. Hidup dinilai hanya untuk saat ini saja, mereka tidak lagi diilhami oleh kehidupan masa depan yang bersifat ukhrowi nan kekal dan abadi. Orang-orang itu hanya menghargai kekayaan dan kemewahan dengan segala yang berhubungan dengan kehinaan dan kerendahan moral. Mereka akan mencela orang yang tidak ikut berkecimpung dalam perebutan materi tersebut betapapun orang itu baik budi dan berwatak mulia.

Ini semua mengindikasikan bahwa materi berada di atas segala-galanya dan telah menjadi sesuatu yang menentukan tujuan hidup sehingga mempengaruhi cara berpikir dan bertindak secara total, bukan lagi sebagai sarana dan alat untuk mencapai tujuan hidup tersebut.

Kekayaan dan kekuasaan penting bagi Seorang Muslim, lebih dikarenakan untuk membiayai dan mendukung Jihad Fi Sabilllah (Berjuang di Jalan Allah) dan menjadi senjata untuk menundukkan kejahiliyiahan, bukan untuk kepentingan pribadi, keluarga, ataupun golongan tetapi lebih untuk kepentingan dan Kemaslahatan seluruh ummat Islam di manapun berada. Karena antara seorang muslim dengan muslim yang lain adalah bersaudara. Seorang muslim harus tampil sebagai sosok figur yang terbaik dalam segala sudut kehidupan (Kuntum Khairu Ummah).




Fasilitas copyctrl + actrl + c, dan klik kanan telah dimatikan (disable), 
apabila hendak menyalin dan mendapatkan postingan ini 
silahkan mendownload



Fullerena




Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, Maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah (Nuh ayat 25)

Harta, tahta dan wanita adalah hal yang paling mendasar pada era globalisasi. Kesenangan duniawi menjadi tujuan insan pada era globalisasi. Urusan agama menjadi prioritas terakhir, agama seakan-akan menjadi beban bagi setiap insan bukannya menjadi suatu kebutuhan. Tentu saja ini sangat bertentangan dengan tugas seorang insan yang hidup dimuka bumi, dimana tugas setiap insan hidup adalah untuk menyembah dan beribadah pada Allah SWT.

Hal-hal yang dari dulu menjadi sesuatu yang haram, pada era globalisasi menjadi sesuatu yang seakan akan biasa. Seperti contohnya budaya ciuman dikalangan remaja barat kafir pada saat bertemu adalah sesuatu yang normal, tentu saja ini tidak dapat diterapkan dalam kalangan remaja muslim karena hal ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama.

Dampak lainnya adalah enggannya seorang insan untuk melakukan sholat. Padahal telah kita ketahui sholat adalah substansi dasar atau tiang agama. Tindak tanduk perilaku seseorang tergantung dari sholatnya, bagi orang yang sholatnya benar tentunya tingkah lakunya juga akan benar. Keengganan sholat disebabkan sibuknya sibuknya aktivitas seorang insan. Padahal sesibuk-sibuknya urusan kita, sholat harus menjadi hal yang pertama dan utama.



Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(Al Baqarah ayat 153)

Dari keengganan sholat tersebut dapat berimplikasi pada menipisnya keimanan seseorang, sehingga dalam menyelesaikan masalah seorang insan tidak lagi menggunakan nilai-nilai agama tetapi berdasarkan keuntungan material. Menipisnya iman membuat seseorang senantiasa bebas berperilaku, baik perilaku positif maupun perilaku negatif. Tidak sedikit para remaja yang melakukan hubungan seks diluar nikah dikarenakan perasaan suka sama suka. Hal ini nantinya akan berakibat pada aborsi, dan kehancuran hidup. Padahal bagi orang-orang yang beriman, mereka merasa perilaku mereka akan diketahui oleh Allah SWT sehingga cenderung berhati-hati dan berpikir terlebih dulu dampaknya sebelum bertindak.




Fasilitas copyctrl + actrl + c, dan klik kanan telah dimatikan (disable), 
apabila hendak menyalin dan mendapatkan postingan ini 
silahkan mendownload



Fullerena






Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi.(Ali Imran ayat 149)

Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya 1kali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya. di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup dijalanani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Dari golongan penganut paham ini lah muncul Nudisme (gaya hidup bertelanjang). Pandangan mereka terangkum dalam pandangan Epikuris yang menyatakan,"Bergembiralah engkau hari ini, puaskanlah nafsumu, karena besok engkau akan mati." Ini sama halnya dengan pemikiran orang kafir pada masa jahiliyah.

Manusia yang menyatakan dirinya "modern" pastilah menjadi pengikut aliran ini walaupun tidak dengan terang-terangan memproklamirkan dirinya, kecuali orang-orang yang dipeliharakan Allah dari padanya.Mengenai hal ini, Rasulullah SAW pernah bersabda: "Sesungguhnya bagi setiap ummat ada ujiannya, dan ujian bagi ummatku ialah harta kekayaan". (H.R. Tarmizi) "Demi Allah, bukanlah kekafiran dan kemiskinan yang aku khawatirkan atas kamu, tetapi justru aku khawatir kemewahan dunia yang kamu dapatkan sebagaimana telah diberikan kepada orang-orang sebelum kamu, lalu kamu bergelimang dalam kemewahan itu sehingga binasa, sebagaimana mereka bergelimang dan binasa pula". (H.R. Tarmizi)

Begitulah nasib manusia yang telah diserang penyakit Hubbud Dunya (Cinta Dunia), mula-mula hanya ikut menikmati, makin lama makin menjadi, pada akhirnya menjadi ideologi yang akan dibela sampai mati. Mereka hanya berorientasi kepada uang, peluang, dan senang-senang. Inilah sekelumit gaya hidup hedonisme (hanya mencari kesenangan duniawi saja) dan materialisme (hanya mementingkan materi semata) yang tengah melanda masyarakat kita dan orang-orang yang hidup di akhir abad ke-20 ini. Maka bila hal ini tidak disadari dan diwaspadai akan menjerumuskan masyarakat kepada masyarakat yang Dehumanis, Apatis dan Hedonis.
Manusia seperti itulah yang diejek oleh Allah SWT dalam Firmannya dan balasannya adalah siksaan di dunia akhirat.

Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.(Al A’raaf ayat 176)




Fasilitas copyctrl + actrl + c, dan klik kanan telah dimatikan (disable), 
apabila hendak menyalin dan mendapatkan postingan ini 
silahkan mendownload



Fullerena





Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer yang membaurkan moral dan norma, juga bentuk-bentuk Interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias.

Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.

Sebagaimana telah kita ketahui, era globalisasi ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi komunikasi, transportasi dan informasi yang sedemikian cepat. Kemajuan di bidang ini membuat segala kejadian di negeri yang jauh bahkan di benua yang lain dapat kita ketahui saat itu juga, ruang dan waktu menjadi semakin dekat, dunia seakan-akan sempit. Sementara jarak tempuh yang sedemikian jauh dapat dijangkau dalam waktu yang singkat sehingga dunia ini menjadi seperti sebuah kampung yang kecil, segala sesuatu yang terjadi bisa diketahui dan tempat tertentu bisa dicapai dalam waktu yang amat singkat.

(Karikatur Globalisasi)
Sulit rasanya meletakkan proses perubahan sosial, budaya dan politik dewasa ini lepas dari perkembangan dinamika global. Kemajuan teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi memberi pengaruh luas dalam kehidupan sehari-hari, bahkan merombak sistem sosial. Globalisasi budaya berpengaruh pada penciptaan kultur yang homogen yang mengarah pada penyeragaman selera, konsumsi, gaya hidup, nilai, identitas, dan kepentingan individu. Sehingga juga mencampuradukkan nilai moral. Sebagai produk modernitas, globalisasi tidak hanya memperkenalkan masyarakat di pelosok dunia akan kemajuan dan kecanggihan sains dan teknologi serta prestasi lain seperti instrumen dan institusi modern hasil capaian peradaban Barat Kafir sebagai dimensi institusional modernitas, tetapi juga memperkenalkan dimensi budaya modernitas, seperti nilai-nilai kehidupan hedonisme, sopan santun yang rendah, adat istiadat negatif, dan pola hidup insan manusia yang ingin serba praktis.

(Globalisasi dalam bidang Ekonomi)
Dalam hubungannya dengan Agama, globalisasi merombak nilai-nilai agama baik dari segi moral, keimanan, dan gaya hidup setiap insan. Dari segi moral, Globalisasi membawa kebudayaan barat kafir yang sangat bertentangan dengan budaya Muslim masyarakat Indonesia seperti Kumpul Kebo, Pacaran di Kalangan Remaja, dan tidak adanya rasa penghormatan untuk kaum yang lebih tua. Dalam segi keimanan, tentu saja globalisasi mengikis keimanan seseorang, perlahan tapi pasti segi keimanan seseorang akan dikikis sehingga akhirnya tidak bersisa sama sekali rasa keimanannya. Globalisasi menyebabkan inovasi-inovasi baru sehingga kehidupan duniawi menjadi semakin indah dan tidak heran apabila dapat menimbulkan kecintaan terhadap dunia pada diri seseorang.

Dari segi pola hidup, setiap insan yang dipengaruhi oleh era globalisasi cenderung bersikap hedonisme. Pengertian hedonisme sendiri adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan hidup Para penganut hedonisme memiliki prinsip untuk menikmati dan bersenang-sengang selama hidup karena hidup hanyalah sekali. Tentu saja ini sangat bertentangan dengan firman Allah dalam Ayat Suci Al-Quran.

Itu (dunia) hanyalah kesenangan sementara, Kemudian tempat tinggal mereka ialah jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya. (Ali Imran Ayat 197)

Jelas agama Islam sangat melarang kesenangan yang berlebih-lebihan dalam hidup, karena hidup hanyalah kesenangan sementara. Kita hanyalah sementara singgah di dunia bagaikan seorang musafir yang berhenti untuk meminum air, karena kehidpan kita yang kekal adalah diakhirat kelak. Manusia hidup didunia untuk beribadah pada Allah bukan malah mengingkai adanya Allah dengan jalan hidup melampaui batas.

Proses globalisasi ini memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan nilai-nilai agama. Realitas ini mendapat respon yang cukup beragam dari kalangan pemikir dan aktivis agama termasuk para kyai dan ulama terkemuka. Agama sebagai sebuah pandangan yang terdiri dari berbagai prinsip hidup dan nilai memberikan pengaruh yang besar bagi masyarakat. Terutama masyarakat madani yang memiliki kesadaran tinggi akan nilai agama.

Hal ini diakui oleh para pemikir, antara lain Robert N. Bellah dan Jose Casanova, mereka mengakui pentingnya peran agama dalam kehidupan sosial politik masyarakat global atau dunia. Dalam konteks ini agama memainkan peranan yang penting di dalam proses globalisasi. Agama bukan hanya pelengkap tetapi menjadi salah satu komponen penting yang cukup berpengaruh di dalam berbagai proses globalisasi. Karena begitu pentingnya peran agama dalam kehidupan masyarakat, maka perlu kiranya kita memahami sejauh mana posisi agama di dalam merespon berbagai persoalan kemasyarakatan.



Fasilitas copy, ctrl + a, ctrl + c, dan klik kanan telah dimatikan (disable), 
apabila hendak menyalin dan mendapatkan postingan ini 
silahkan mendownload


Fullerena



.

Yuk Taaruf









Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Fisika ITS, sedang menggeluti Fiber Optik dan dunia pengembangan diri. Berusaha mengabdi dan memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

Blog ini adalah website pribadi Nur Abdillah Siddiq. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts

Yuk Baca !

Yuk Baca !