Minggu, Agustus 30, 2009

Dalam Bahasa Indonesia,

Salman Al Farisi telah dipilih menjadi seorang pemimpin atau Amir, di kota Madain. Atas jabatannya itu, Salman memiliki kesempatan untuk hidup dengan bergelimpangan harta. Namun, dia tidak ingin hidup mewah. Bahkan, Salman tidak mau mengambil satu dirham pun dari gajinya. Uang gajinya selalu disedekahkan kepada orang yang miskin.




Lalu, bagaimana dia membiayai seluruh kebutuhannya? Ternyata, dia hidup sederhana dari hasil dari menganyam daun kurma yang dijadikan keranjang dengan tangannya sendiri.

Ada satu kisah yang dapat menggambarkan kesederhanaan hidupnya. Pada suatu hari, ada seorang lelaki dari kota Syiria yang berjalan sambil memikul keranjang buah Tin dan Kurma. Beban itu sangat berat sampai dia kelelahan. Saat itu, dai melihat seseorang yang berpakaian sederhana. Orang Syiria tersebut segera memanggilnya. “Tolong bawakan barang ini sampai ke rumahku. Nanti akan kuberi imbalan atas jerih payahmu itu.” Ujar orang Syiria tersebut.

Pria berpakaian sederhana itu menurut saja. Dia pun memikul keranjang buah-buahan itu ke punggungnya dan mereka berjalan bersama. Ditengah perjalanan, mereka berpapasan denagn segerombolan orang. Orang berpakaian sederhana itu mengucapkan salam kepada mereka.

Rombongan itu berhenti dan menjawab salamnya, “Kami ucapkan salam juga kepadamu, wahai Amir.” Lalu sebagian dari rombongan tersebut segera menuju kepadanya dan bermaksud membawa beban yang dipikulnya. “Biarlah kamui yang membawanya, wahai Amir.

Orang tersebut menolak. Orang Syria tersebut tersentak. Dia segera sadar. Orang yang membantunya mengangkat buah-buahan adalah Salman Al-Farisi, Amir kota Madain. Orang Syiria tersebut menjadi gugup dan meminta maaf terus menerus atas kelancangannya. Dia berusaha menarik keranjang dari tangan Salman.

Namun, Salman menjawab, “Tidak, sebelum kuantarkan sampai ke rumahmu.” Subhanallah, betapa berbudinya sifat sahabat Rasulullah SAW yang satu ini. Selain dermawan, beliau juga mengajarkan kita untuk selalu hidup sederhana.


In English,

Salman Al-Farisi has chosen become a regional leader or Amir in Madain town. As functionary, Salman have opportunity to live many affluence and estae. But, he does not wish to live high. Even, Salman do not want to take one dram even also from its salary. Its emolument always alloted to pauper only. Last, how him defray entire its requirement? In the reality, he lives modestly from result from weaving date leaf taken as crate by hand own.

There is one story that can depict its life moderation. At one day, there is a man from Syiria town that walk at the same time shoulder fruit crate of Tin and Date. That Burden is very heavy until fatigue him. That moment, he see dressy someone modestly. The People Syiria immediately calling it. " Help this goods bring to my house. I later will get a repayment for your effort." Say the Syiria people.

The dressy modestly man according the Syiria people. He even also shoulder that fruits crate to its back and they walk together. Middle of journey, they rub up with group of people. The Dressy modestly people say greeting to them.

That entourage desist and answer the greeting, " We say greeting also to you, Amir." Last some of the entourage immediately go to Salman and mean to bring shouldered burden. " Let us bringing it, Amir.
The people refuse. The People Syria frightens. He immediately conscious. People who assist lift fruits is Salman Al-Farisi, Amir Town Madain. The People Syiria become nervous about and apologize continuously to the cheekiness. He try to draw crate from Salman hand.

But, Salman answer, " No, before I send to your house." Subhanallah, what a special characteristic friend of Rasulullah SAW whom one this. Besides benefactor, he also teach us to always life modestly.



0 Reactions:

Posting Komentar

Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Yuk Taaruf









Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Fisika ITS, sedang menggeluti Fiber Optik dan dunia pengembangan diri. Berusaha mengabdi dan memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

Blog ini adalah website pribadi Nur Abdillah Siddiq. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts

Yuk Baca !

Yuk Baca !