Jumat, Juli 03, 2015


Artikel ini saya copy paste dari tulisan sahabat Indria di kompasiana (link). Awalnya saya mengetahui artikel ini dari grup Whatsapp, namun terpotong (truncated by whatsapp) karena memang isinya sangat panjang. Saya bertanya kepada teman saya yang menshare artikel itu , namun ternyata dia mendapatkan artikel itu dari temannya yang juga terpotong. Akhirnya saya cari di google tentang artikel tersebut dengan mencopy paste sebagian isinya, tanggal 1 Juli 2015 tetapi saya tidak menemukan artikelnya. Saya coba dengan 1 kalimat, paragraf, hingga kalimat-kalimat-kalimat tetapi tidak menemukan artikel yang saya inginkan. Dan sekarang alhamdulillah saya dapat menemukannya. Saya tidak menjamin kebenaran artikelnya, dari sumbernya (link) menyatakan bahwa artikel ini adalah hasil analisis civitas UI (Universitas Indonesia). Tetapi esensinya amatlah perlu untuk direnungkan. Seorang pemenang melihat peluang dalam masalah. Berikut artikelnya (dengan berbagai macam masalah yang disodorkan, semoga Anda dapat menemukan solusinya):


Indonesia Di Ujung Tanduk

Akankah Indonesia berakhir tragis seperti Yunani?

Pemerintah Yunani Selasa (30/6) secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara bangkrut. Maknanya, negara ini tidak mampu lagi membayar hutang-hutangnya yang menumpuk segunung. Hutang Yunani kepada sejumlah negara dan lembaga kreditor mencapai 316 milyar Euro atau setara dengan Rp 4.740 triliun.
Kini dunia sedang menunggu hasil referendum di Yunani yang akan dilaksanakan tanggal 5 Juli mendatang. Referendum itu akan menentukan nasib negara yang selama ini hanya mengandalkan devisa dari bisnis turisme. Apakah Yunani akan berganti menjadi negara baru dengan nama baru, atau akan menyatakan diri sebagai negara jajahan dari sebuah negara lain (kemungkinan besarnya akan menyatakan diri sebagai jajahan Inggris).
Bersamaan dengan Yunani, ada sejumlah negara yang kemarin juga menyatakan diri sebagai negara bengkrut yaitu: Peurto Rico. Negeri di Karibia ini dinyatakan tidak mampu bayar utang sebesar 73 milyar US dolar atau setara dengan Rp 949 triliun.
Selain Yunani dan Puerto Rico, ada sederet Negara yang masuk dalam daftar merah sebagai calon negara bangkrut. Di bawah ini negara-negara yang masuk daftar tak mampu bayar utang dan terancam menjadi negara bangkrut: 
1. Ekuador
2. Venezuela 
3. Mesir
4. Pakistan
5. Indonesia 
6. Timor Leste
7. Spanyol
8. Portugal, dan
9. Italia.
Menyikapi perkembangan ekonomi dunia yang sedang gonjang-ganjing sebagai akibat langsung dari terjadinya currency war, hari-hari ini Presiden Jokowi nggak bisa tidur nyeyak.Pasalnya, Indonesia berada dalam zona merah dengan total hutang sekitar Rp 3.000 triliun. (jumlah hutang ini akumulatif dari sejak Indonesia merdeka di bawah Presiden Soekarno hinggá era Presiden Jokowi saat ini)
Konon, pekan kemarin Jokowi menggelar rapat ekuin selama enam jam untuk menyikapi dan mengambil langkah-langkah menghadapi situasi dunia yang tengah dilanda curency war (perang nilai mata uang) dengan korban pertamanya Yunani dan Puerto Rico.
Salah satu kesimpulannya ádalah; Jokowi menyadari bahwa tim ekonominya (dalam kabinet) terlalu lemah dan tidak bisa diandalkan untuk menghadapi krisis akibat currency war.
Karenanya, Jokowi hampir dipastikan akan melakukan reshuffle kabinet utamanya untuk pos-pos kementrian ekonomi.
  1. Menko Ekuin Sofyan Djalil diganti Miranda Goeltom (yang baru saja keluar dari penjara karena habis masa tahanannya). Wanita jebolan FE-UI ini dikenal sebagai pakar fiskal.
  2. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro diganti     Sri Mulyani. Wanita jebolan FE-UI ini dikenal sebagai pakar ekonomi makro. Kahadiran salah satu direktur World Bank dalam kabinet Jokowi ini akan memberi efek psikologis bagi masyarakat dunia. Mbak Sri juga berperan penting dalam mendesain penyelamatan Indonesia pada krisis ekonomi (krismon) akhir tahun 1990-an. Deal antara Jokowi dan Sri Mulyani sudah dilakukan. Wanita asal Lampung ini menyatakan bersedia dan diperkirakan akan tiba di Tanah Air dari Amerika Serikat hari ini atau besok dan akan langsung dilantik oleh Jokowi sebagai menteri dan menko bersama Miranda Goeltom.
  3. Menteri BUMN Rini Soemarno akan diganti oleh calon yang diusulkan oleh Megawati.
  4. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel akan bertukar kursi dengan Menteri Perindustrian Saleh Husin.
  5. Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijanto akan diganti dengan Jenderal Purnawirawan TNI Moeldoko/Endriartono Sutarto/Silanadi
  6. Menteri PAN Yuddy Chrisnandi akan diganti kader Partai Amanat Nasional Dradjat Wobowo atau kader dari PDI-P.
  7. Menseskab Andi Wadjajanto akan digeser dan posisinya akan diisi Pramono Anung.
  8. Oleh Presiden Jokowi, Sri Mulyani diharapkan dapat menyelamatkan nilai tukar rupiah (currency) yang kian hari terus melemah. Para pakar currency dunia dan analisis blumberg menyebutkan rupiah akan terjun bebas ke angka Rp 17.000 per satu US dólar dalam tiga bulan ke depan. Tahun 2016 depan, rupiah bahkan diprediksikan tembus Rp 25.000/dólar AS. Pada saat itulah Indonesia akan dinyatakan sebagai negara bangkrut dan akan terjadi chaos dimana-mana seperti kerusuhan pada krismon akhir tahun 1990-an.

Selain Sri Mulyani, di Indonesia hanya ada dua ahli ekonomi makro yang sangat handal. Satunya lagi ádalah Anggito Abimanyu. Jebolan FEB UGM ini akan segera dilantik Preside Jokowi sebaga Kepala Badan Pengelola Dana Hají Indonesia. Ini merupakan lembaga baru.
Kepala badan lain yang akan dilantik Jokowi ádalah Sutiyoso sebagai Derektur BIN. Sutiyoso sangat kompeten memegang jabatan ini karena CV dia 80 persennya karir militernya ádalah pada jabatan intelijen
Penulis Confessions of an Economic Hit Man, John Perkin, mengatakan Yunani merupakan korban "economic hit man" atau yang diplesetkan ekonomi tangan kotor. Lembaga ekonomi dunia IMF dan Bank Dunia yang kelihatannya "baik" malah menjadikan negara pengutang sebagai korban. Utang melumpuhkan negara itu sendiri.
John Perkin disebut-sebut sebagai economic hit man. Pekerjaannya mengidentifikasi negara yang memiliki sumber daya, bisa minyak atau lainnya, kemudian pihaknya mengatur pinjaman kepada negara itu, tapi uang yang dipinjamkan tidak pernah sampai ke negara itu, melainkan kembali ke perusahaannya dalam bentuk pembangunan jalan, pembangkit listrik yang malah menguntungkan para orang kaya maupun korporasinya sendiri. Akhirnya negara tersebut memiliki utang besar.
"Negara yang berutang menjadi hamba untuk apa yang saya sebut korporatokrasi ... hari ini kita memiliki kerajaan global, dan itu bukan sebuah kerajaan Amerika. Ini tidak kerajaan nasional ... Ini kerajaan perusahaan, dan perusahaan-perusahaan besar yang memerintah," kata Perkin dalam wawancaranya dengan Michael Nevradakis.

Setelah negara itu terlilit utang, ia akan kembali lagi ke negara itu dengan topeng lain yakni IMF. IMF membuat tuntutan agar negara berutang itu meningkatkan pajak, mengurangi pengeluaran, menjual utilitas sektor publik kepada perusahaan swasta, privatisasi aset negara dan pada dasarnya menjadi budak. Bank Dunia, IMF maupun Uni Eropa hanyalah alat dari perusahaan-perusahaan besar, apa yang saya sebut "korporatokrasi". Setelah tak mampu bayar, akhirnya angkat bendera putih, menyerah. bye bye.
Liciknya, dalam beroperasi IMF dan kawan-kawannya membuat kamuflase dengan menyebut perekonomian negara target tumbuh baik. Hal itu yang dijual ke politisi-politisi negara target, namun yang sebenarnya terjadi yang kaya semakin kaya dan kesenjangan makin luas.

Negara-negara yang menjadi targetnya adalah negara -negara yang memiliki sumber kekayaan alam mumpuni. kaya minyak, mineral dan sebagainya ataupun pasar bebas hingga tenaga kerja murah. Negara yang berutang akan mengadopsi kebijakan IMF cs, seperti perusahaan utilitas milik publik, air, transportasi, kepada perusahaan-perusahaan besar.
Selanjutnya yang akan terjadi adalah privatisasi-privatisasi. Memungkinkan mereka untuk membangun pangkalan militer di negara itu. Negara berhutang akan menjadi hamba korporatokrasi. Di dunia ini, sesungguhnya yang memerintah adalah kekaisaran global. Perusahaan itu mengendalikan politik Amerika Serikat, dan untuk tingkat besar mereka mengontrol banyak kebijakan negara-negara seperti China maupun seluruh dunia.
Korporatokrasi merujuk kepada sebuah kekaisaran global yang dibangun oleh tiga pilar yaitu korporasi, perbankan dan pemerintahan. Berbagai korporasi besar, bank dan pemerintahan bergabung menyatukan kekuatan finansial dan politiknya untuk memaksakan masyarakat dunia mengikuti kehendak mereka.
Mari berharap upaya pemerintah menyelamatkan ekonomi kita, dapat berjalan baik. Aamiin.
Sumber : 
http://www.kompasiana.com/indrianieriza/indonesia-selangkah-menuju-negara-bangkrut_559483f0729373d812cb192e


Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Teknik Fisika ITS, sedang menggeluti NanoTeknologi dan dunia pengembangan diri.Memiliki misi besar untuk menjadi insan yang memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

0 Reactions:

Posting Komentar

Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Yuk Taaruf









Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Fisika ITS, sedang menggeluti Fiber Optik dan dunia pengembangan diri. Berusaha mengabdi dan memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

Blog ini adalah website pribadi Nur Abdillah Siddiq. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts

Yuk Baca !

Yuk Baca !