Senin, Agustus 30, 2010

Dimasa lalu orang-orang telah memiliki banyak sekali gagasan mengenai bagaimana kehidupan di bumi bisa terjadi. Beberapa diantaranya jauh dari lingkup sains. Kita akan mulai dengan membahas beberapa catatan tentang asal mula kehidupan dari sudut pandang sejarah. Lalu kita akan melihat apa yang sejauh ini telah dipelajari oleh ahli sains mengenai pertanyaan itu, yakni asal usul kehidupan. Dan akhirnya kita, kita akan menjelaskan mengapa ilmu sains masih menganggap asal usul kehidupan sebagai masalah yang belum terpecahkan.


Mengapa para ilmuan mempelajari masalah yang masih menjadi tanda tanya besar dan terlarang, seperti dari manakah asal-usul kehidupan dan bagaimanakah kehidupan itu terjadi?. Banyak yang dimotifasi oleh keingintahuan yang besar, tetapi terdapat dorongan khusus yang sangat menarik dalam proyek penyelesaian masalah ini. Lembaga asal-usul kehidupan di Amerika Serikat akan menganugerahkan hadiah asl-usul kehidupan bagi siapa saja yang bisa mengajukan “sebuah mekanisme yang cukup ilmiah tentang munculnya instruksi genetika secara spontan dari alam yang cukup untuk membangkitkan kehidupan” hadiahnya sebesar 1,35 miliar dolar atau sekitar 13.5 triliyun rupiah – jumlah yang sangat memotivasi.


Pada tahun 1862, Louis Pasteur menghadapi sebuah tantangan untuk membuktikan benar atau salah teori Abiogenesis. Tanpa memperdulikan nasihat teman-temannya, akhirnya ia memecahkan teka-teki itu dan memenangkan hadiah dari akademi ilmu pengetahuan Prancis atas usaha dan kegigihannya. Apa yang kita butuhkan untuk sekarang ini adalah Pasteur dari abad kedua puluh satu.

Teori awal asal usul kehidupan yang pernah berkembang, antara lain :

1. Teori Ciptaan (special creature).
2. Teori Kozmozoik.
3. Teori Abiogenesis.
4. Teori Biogenesis (special creature).

Adapun percobaan-percobaan yang telah dilakukan oleh para ilmuan antara lain:

1.Percobaan Fransisco Redi.
2. Percobaan Lazzaro Spalanzi.
3.Percobaan Louis Pasteur.
4.Percobaan Stanley Miller.


Pengakuan Evolusionis

Alexander Oparin: “Asal-usul sel masih menjadi teka-teki.”

Tantangan untuk menjelaskan asal usul kehidupan merupakan sumber krisis terbesar yang dihadapi teori evolusi. Alasannya, molekul-molekul organik sangat kompleks dan pembentukannya tidak mungkin dapat diterangkan sebagai suatu kebetulan. Selain itu, telah terbukti bahwa sel organik mustahil terbentuk secara kebetulan.

Evolusionis dihadapkan pada pertanyaan tentang asal usul kehidupan pada perempat kedua abad ke-20. Pakar terkemuka teori evolusi molekuler, evolusionis Rusia, Alexander I. Oparin, menuliskan dalam bukunya “The Origin of Life” yang terbit pada tahun 1936:

Sayangnya, asal usul sel masih menjadi pertanyaan, yang merupakan titik tergelap dari teori evolusi yang utuh.”

Jeffrey Bada: “Kemunculan kehidupan di bumi adalah masalah terbesar yang belum terpecahkan.”

Sejak Oparin, banyak evolusionis telah melakukan penelitian dan pengamatan untuk membuktikan bahwa sebuah sel dapat terbentuk secara ke-betulan. Akan tetapi, setiap upaya hanya memperjelas desain sel yang kompleks sehingga semakin menggugurkan hipotesis mereka. Profesor Klaus Dose, kepala Institut Biokimia di Universitas Johannes Gutenberg, menyatakan:

Percobaan tentang asal usul kehidupan di bidang kimia dan evolusi molekuler selama lebih dari 30 tahun, menghasilkan persepsi yang lebih baik tentang kompleksitas asal usul kehidupan di bumi ini, dan bukannya memberikan jawaban yang mereka harapkan. Saat ini, semua diskusi mengenai teori-teori dasar dan penelitian di bidang ini berakhir dengan kebuntuan atau pengakuan atas ketidaktahuan. 2

Jeffrey Bada dari Institut San Diego Scripps memperjelas ketidakberdayaan evolusionis terhadap kebuntuan ini : “Kini, saat meninggalkan abad ke-20, kita masih menghadapi masalah terbesar yang belum terpecahkan sejak awal abad ke-20: Bagaimana kehidupan muncul di muka bumi




Fasilitas copy, ctrl + a, ctrl + c, dan klik kanan telah dimatikan (disable),
apabila hendak menyalin dan mendapatkan postingan ini
silahkan mendownload



Fullerena

0 Reactions:

Posting Komentar

Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Yuk Taaruf









Nur Abdillah Siddiq
Mahasiswa Jurusan Fisika ITS, sedang menggeluti Fiber Optik dan dunia pengembangan diri. Berusaha mengabdi dan memberikan kontribusi nyata pada agama Islam, Negara Indonesia, dan Orang Tua Tercinta (H. Fajar Rahman dan Hj. Sri Tumiasih).

Blog ini adalah website pribadi Nur Abdillah Siddiq. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Popular Posts

Yuk Baca !

Yuk Baca !